Breaking News

Menteri PUPR: Dulu Infrastruktur Untuk Kebutuhan Dasar, Saat Ini Untuk Daya Saing



Jakarta – Menteri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa membangun infrastruktur pada hakekatnya adalah mengelola harapan masyarakat yang tinggi untuk memperoleh layanan infrastruktur yang lengkap dan berkualitas agar dapat meningkatkan daya saing. Indonesia tertinggal dibandingkan negara tetangga sehingga pembangunan infrastruktur dikerjakan dengan masif di berbagai wilayah dengan langgam “rock n roll”.

“Pada masa lalu infrastruktur dibangun untuk memenuhi kebutuhan dasar, namun kini infrastruktur dibangun untuk meningkatkan daya saing kita,” ungkap Menteri Basuki pada acara Milenials Festival di Surabaya Town Square pada Jumat (8/12).

Pembangunan infrastruktur yang menjadi program prioritas Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke depannya juga akan menjadi modal bagi generasi muda atau milenial untuk lebih berdaya saing. Generasi milenial akan jadi penentu masa depan Indonesia Emas tahun 2045.

“Misalnya, tersambungnya Tol Trans Jawa akan memperlancar jalur logistik. Sehingga vendor di Sidoarjo tidak perlu mendirikan pabrik di Karawang supaya bisa dekat dengan pabrik utama,” kata Menteri Basuki yang menjadi salah satu pembicara dihadapan sekitar 500 milenial pada acara Milenials Festival di Surabaya Town Square, 8 Desember 2018.

Pada kurun 2015 hingga 2018, telah dibangun sepanjang 3.432 Km jalan baru, seperti perbatasan Kalimantan, Papua dan NTT yang melebihi target 2.650 Km hingga 2019, jembatan dengan total panjang 39.798 meter melebihi target 29.859 yang semula akan diselesaikan tahun 2019 dan 164 buah jembatan gantung tahun 2018.

Dalam rangka untuk mendukung ketahanan pangan dan air nasional, telah rampung 17 bendungan dari target 65 bendungan hingga 2019, dan 949 bendungan telah selesai dibangun. Selain itu juga dibangun sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi salah satunya SPAM Umbulan yang akan mensuplai air bagi masyarakat Jawa Timur yakni di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Gresik dan sekitarnya.

Sementara itu, progress Program Satu Juta Rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang dicanangkan sejak tahun 2015 setiap tahun meningkat, dimana untuk tahun 2018 mencapai diatas satu juta rumah yakni sebesar 1.041.323 unit

No comments:

Powered by Blogger.