Breaking News

Jelang Pemilu, Radikalisme Disebut Pindah ke Medsos Lewat Akun Bodong


JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai masih ada ancaman radikalisme dan intoleransi dalam penyelenggaraan pemilihan umum yang akan digelar pada Rabu 17 April 2019. Hal itu sebagaimana ia ungkapkan dalam diskusi 'Pemilu Damai Tanpa Radikalisme, Intoleransi, dan Terorisme' yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2/2019).
"IPI mencoba mendeteksi seberapa besar pengaruh ancaman dari gerakan-gerakan radikalisme. Apakah ada kemungkinan transaksi politik antara kelompok radikal dengan elite-elite politik pada Pemilu 2019 ini," ujar Karyono.
Selain itu, dia juga menilai pemilu tahun ini dipenuhi banyaknya ujaran kebencian; kabar bohong atau hoaks; serta sentimen terhadap suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Karyono juga mengkhawatirkan hal-hal itu dapat menganggu penyelenggaraan pemilu.
"Beberapa tahun ini memuat politik identitas yang mengedepankan SARA di tengah-tengah publik, bahkan selama memasuki masa kampanye, hampir empat bulan, ruang publik terisi dengan ujaran kebencian, hoaks, sentimen agama-suku," ucapnya.
"Tentu saja hal-hal tersebut mengkhawatirkan, jangan sampai hak itu mengganggu pemilu. Di mana pemilu perwujudan kedaulatan rakyat untuk menentukan pemimpin," imbuh Karyono.
Sementara Ketua Progres 98 Faizal Assegaf menyebut setelah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dibubarkan, radikalisme yang saat ini mencuat melalui akun-akun bodong dan marak bermunculan di media sosial.
"Fenomena setelah HTI dibubarkan, dulu kan tradisi mereka demo-demo kan, setelah mereka dibubarkan oleh negara, yang muncul-muncul sekarang ini mereka melakukan demo-demo lewat media sosial," ujar Faizal.
"Lewat menggunakan akun-akun bodong yang terus-menerus mengampanyekan radikalisme, teroris, permusuhan, dan anti sekali terhadap perbedaan," katanya.
(han)
Sumber : https://news.okezone.com/read/2019/02/16/337/2018984/jelang-pemilu-radikalisme-disebut-pindah-ke-medsos-lewat-akun-bodong

No comments:

Powered by Blogger.