Breaking News

Kementan Minta Petani Jagung Kerja Sama dengan Produsen Pakan

Foto: Kementan


Jakarta - Kementerian Pertanian terus mendorong korporasi petani untuk bekerja sama dengan produsen pakan ternak dalam menyerap hasil panen jagung petani. Salah satunya melalui program Pilot Project Pengembangan Kawasan Jagung Berbasis Korporasi Petani yang dilakukan di Lebak, Banten.

"Pilot project pengembangan kawasan jagung berbasis hibrida ini adalah hal yang baru yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian," ungkap Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita, dalam keterangannya, Selasa (26/2/2019).

Dalam acara Gerakan Panen Jagung Hibrida di lokasi Pilot Project Pengembangan Kawasan Jagung Berbasis Korporasi Petani di Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, Banten itu, Ketut mengatakan kegiatan ini bertujuan membangkitkan semangat petani guna mendukung swasembada jagung nasional. Selain itu, juga menyukseskan kegiatan Pilot Project Pengembangan Kawasan Jagung Berbasis Korporasi Petani yang dilaksanakan selama 2 tahun sejak tahun 2018 hingga tahun 2019.

"Melalui pilot project ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas yang semula rata-rata hanya 3 ton/ha menjadi minimal 7-8 ton/ha. Selain itu juga untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing wilayah, serta memperkuat sistem usaha tani secara utuh dalam satu manajemen kawasan," ujar Ketut.

"Pilot project ini tentunya juga akan memperkuat kelembagaan petani dalam mengakses informasi, teknologi, prasarana dan sarana publik, permodalan serta pengolahan dan pemasaran," tambahnya.

Lebih lanjut, Ketut mengatakan dalam pakan unggas, jagung merupakan komponen penting karena berkontribusi sekitar 40-50% dalam formulasi pakan. Menurutnya, berdasarkan data prognosa jagung tahun 2018 Badan Ketahanan Pangan, total penggunaan jagung di Indonesia sebesar 15,58 juta ton dan sekitar 66,1% atau sekitar 10,3 juta ton untuk memenuhi kebutuhan industri pakan dan peternak mandiri.

Menurut Ketut, di tahun 2019 industri pakan memerlukan 8,59 juta ton dan peternak mandiri 2,9 juta ton. Hal ini dapat menjadi pendorong bagi berkembangnya agribisnis jagung di Indonesia untuk peningkatan produksi dan kesejahteraan petani. Sekaligus sebagai motor penggerak pembangunan di pedesaan.

Dengan adanya Pilot Project Kabupaten Lebak ini, Ketut berharap, para petani dapat menyuplai kebutuhan jagung bagi produsen pakan dan peternak. Tidak hanya yang berada di wilayah Lebak, tapi juga kabupaten sekitarnya.

Ketut mencatat di Provinsi Banten, setidaknya ada 16 perusahaan yang bergerak di industri pakan ternak. Melalui pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi ini, Ketut berharap ada kerja sama yang kuat antara kelompok tani maupun Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang berbudidaya jagung dengan Perum BULOG dan industri pakan. Hal itu dilakukan untuk menjaga stabilitas harga jagung, agar minat petani untuk terus berbudidaya jagung terus terpelihara dalam rangka mendukung ketahanan pangan Indonesia.

"Kita ingin petani jagung untung dan peternak juga untung," ujar Ketut.

Ketut menambahkan, dasar aturan yang digunakan sebagai pedoman harga jagung adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018 Tentang Harga Acuan Pembelian di tingkat petani dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen. Dalam Permendag ini harga pembelian jagung di tingkat petani dengan kadar air 15% sebesar Rp 3.150/kg, dan harga acuan penjualan di industri pengguna (sebagai pakan ternak) Rp 4 ribu/kg.

"Peran Perum BULOG di sini sangat strategis dalam menjaga harga jagung pada saat panen raya seperti ini," ungkap Ketut.

Ketut juga mengungkapkan, meskipun kebutuhan jagung untuk industri pakan dan peternakan sangat besar, masih terdapat dua masalah pokok, yakni fluktuasi produksi dan pergeseran sentra produksi jagung.

Dari total produksi jagung selama setahun, sekitar 75% total produksi tersebut terjadi pada bulan Januari-Agustus, sedangkan kebutuhan industri pakan dan peternak mandiri relatif konstan sepanjang tahun. Fluktuasi produksi dalam setahun ini akan menimbulkan peluang terjadinya guncangan terhadap harga jagung domestik.

Sentra produksi jagung pun mengalami pergeseran, dari awalnya hanya di daerah Jawa, kini mulai ke wilayah Sumatera dan wilayah Timur Indonesia seperti Sulawesi, Kalimantan dan Nusa Tenggara. Sementara itu sentra pabrik pakan masih terpusat di 2 pulau besar yaitu Jawa dan Sumatera.

Menurut Ketut, solusi untuk kedua masalah utama, yaitu dengan membangun sistem logistik jagung yang terintegrasi dari wilayah sentra produksi hingga ke sentra konsumsi.

"Sistem logistik jagung yang terintegrasi mencakup proses perencanaan produksi, implementasi produksi serta pengendalian jagung secara efektif dan efisien termasuk jasa transportasi, penyimpanan dan sistem informasi pendukung (data produksi, konsumsi, harga) dari daerah asal produksi menuju titik konsumsi," jelasnya.

Terkait membangun manajemen logistik jagung yang terintegrasi, Ketut memandang peran Perum BULOG sangat strategis dan berharap Perum BULOG dapat menjembatani kepentingan petani sebagai produsen serta kepentingan peternak dan industri pakan sebagai pihak konsumen.

Berdasarkan laporan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Dede Supriatna menyebutkan panen dilaksanakan di 4 desa dengan total luas seribu hektare yaitu Desa Bulakan seluas 600 hektare (Lembaga Masyarakat Desa Hutan/LMDH Giri Mukti dan Kelompok Tani Mekar Jaya), Desa Gunungkendeng 200 hektare (LMDH Wanatani Gerlap), Desa Tanjungsari Indah 65 hektare (LMDH Wana Mekar Sari), dan Desa Kramatjaya 135 hektare (LMDH Mukti Jaya).

Sementara itu, Bupati Lebak, Iti Octavia menyampaikan pengembangan jagung berbasis korporasi merupakan upaya meningkatkan produksi pangan dan meningkatkan pendapatan ekonomi yang pada akhirnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Kebijakan ini menurutnya sangat sinergi dengan program Lebak Sejahtera yang sedang digulirkan.

"Kami menyambut positif pengembangan jagung berbasis korporasi dari bantuan Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian Provinsi Banten," ungkapnya.

"Ini merupakan komitmen kita bersama untuk meningkatkan produksi jagung di Kabupaten Lebak," tambahnya. (idr/hns)
Sumber

No comments:

Powered by Blogger.