Breaking News

Serangan Paling Mematikan Jokowi ke Kubu Prabowo


Diam bukan berarti takut. Sepenggal kalimat ini lah yang menjadi “peluru” terhebat sang Petahana Joko Widodo untuk menyerang balik rivalnya dari segala serangan fitnah yang selama ini dilontarkan kubu Prabowo Subianto-sandiaga Uno.
Komitmen Jokowi untuk membela kepentingan bangsa, meskipun badannya kurus, tetapi ia tidak pernah takut menghadapi apapun demi Bangsa Indonesia.
“Orang banyak lihat, saya ini kurus, iya saya ini kurus. Tapi perlu Saudara-saudara ketahui, saya tidak pernah takut apa pun untuk… saya tidak pernah takut apa pun untuk kepentingan nasional kita, untuk kepentingan bangsa kita, untuk kepentingan rakyat,” kata Jokowi.
Saat berkampanye di Surabaya, Jawa Timur, Jokowi berbicara blak-blakan dan melancarkan serangan bertubi-tubi ke kubu paslon 02.
Pertama Jokowi menyampaikan sindiran terkait Indonesia akan punah pada tahun 2040. Jokowi mengatakan Indonesia bubar dan punah, jangan ajak-ajak rakyat Indonesia.
“Masa ada yang bilang Indonesia bubar dan Indonesia punah? Ya bubar sendiri saja, punah sendiri saja. Tapi jangan ajak-ajak kita rakyat Indonesia,” kata Jokowi.
“Marilah kita tumbuhkan optimisme. Jangan sampai ada yang ngomong lagi, Indonesia akan bubar 2040, jangan sampai ada lagi yang ngomong Indonesia akan punah, tidak! Kita harus menatap ke depan dengan rasa optimisme yang tinggi,” tegas Jokowi.
Kemudian, Jokowi kembali memuntahkan pelurunya soal pernyataan Prabowo yang menyebut selang darah dipakai 40 Kali. Jokowi mengatakan itu saat berbicara mengenai optimisme dalam Deklarasi Forum Alumni Jawa Timur untuk Jokowi di Tugu Pahlawan, Jl Pahlawan, Surabaya.
“Jangan ada ngomong lagi nanti selang darah dipakai 40 kali. Jangan sampai ada ngomong lagi tempe setipis ATM,” kata Jokowi.
Pernyataan soal selang darah pasien di RSCM pernah dipakai oleh 40 orang dikatakan Prabowo dalam ceramah akhir tahun yang digelar di kediamannya di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (30/12/2018).
Selain itu, Jokowi kemabli menyindir kasus pemukulan eks Jurkamnas Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet yang ternyata adalah kebohongan. Kubu Prabowo-Sandiaga sempat ramai mempertanyakan peran pemerintah yang tidak mengusut kejadian tersebut.
Setelah elite-elite di tim Prabowo-Sandiaga bersuara keras, Ratna Sarumpaet akhirnya mengaku tidak mengalami kekerasan. Ia ternyata menjalani operasi plastik sehingga mukanya lebam-lebam. Akibat kebohongannya itu, Ratna Sarumpaet harus berurusan dengan hukum dan kini ditahan.
“Jangan sampai ada ngomong lagi muka lebam-lebam dipukuli dan dianiaya, padahal operasi plastik. Dipikir masyarakat itu nggak ngerti. Masyarakat kita sekarang ini cerdas-cerdas, pintar-pintar, apalagi yang ada di hadapan saya ini para intelektual,” ucap Jokowi.
“Apa sih maksudnya dulu-dulu? Ini bonyok kabeh, bonyok semuanya, ini mau diarahkan ke mana sebetulnya? Mau diarahkan ke saya, bahwa yang menganiaya itu adalah kelompoknya 01. Mau diarahkan ke saya, tahu. Ngomong-nya panjang seperti itu,” katanya.
Tak sampai disitu, Jokowi dengan tegas mengatakan jangan samakan Indonesia dengan Haiti. Jokowi pun tampak kesal Indonesia disamakan dengan Haiti, negara miskin di Benua Amerika. Perbandingan Indonesia dengan Haiti sebelumnya disampaikan capres Prabowo Subianto. Prabowo menyebut kekayaan Indonesia hanya dinikmati segelintir orang.
“Kalau semua kita ecer-ecer begini, kita sudah bertahun-tahun ngecer-ngecer anggaran, hasilnya apa? Baunya saja nggak kelihatan, sehingga mesti ada tahapan besar. Karena negara kita negara besar, Bapak, Ibu, Saudara sekalian. Jadi jangan dibandingkan negara kita yang sudah masuk G20 dimasukkan dengan negara Haiti, Haiti. Ya kan?” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, membandingkan Indonesia dengan Haiti tidaklah berimbang. Ini juga mengingat Indonesia masuk dalam G-20.
“Negara Haiti. Ya, gimana kalau ekonom atau orang yang ngerti ekonomi makro, ngomong, ya senyum-senyum membandingkan, bukan apple to apple seperti itu,” terang Jokowi.
Prabowo menyamakan Indonesia dengan negara-negara kecil di Afrika saat menjadi pembicara di acara Pengajian yang digelar di Gedung Pusat MTA, Solo, Minggu (23/12/2018). Haiti masuk dalam daftar negara yang jadi contoh Prabowo.
“Artinya apa, kita setingkat dengan negara miskin Afrika. Setelah 73 tahun merdeka, Indonesia setingkat Rwanda, Sierra Leone, Haiti, Chad dan pulau-pulau kecil yang tidak kita ketahui di mana letaknya,” kata Prabowo.
Kemudian soal infrastruktur jalan tol yang kerap dikritisi kubu Prabowo-Sandiaga yang menyebut kebijakan Jokowi yang menggalakkan pembangunan infrastruktur yang menggunakan utang.
Jokowi lalu menjelaskan alasannya keukeh tetap melaksanakan pembangunan infrastruktur. Ia juga mempersilakan bila ada yang mengkritik kebijakannya itu.
“Kalau jalan ini ada, siap, Tol Trans Jawa siap, Tol Trans Sumatera siap, kecepatan distribusi barang, mobilitas orang, ini akan bersaing dengan negara lain, itu akan cepat sekali. Silakan ada orang ngomong kepada saya, ‘Pak, kita nggak mau makan jalan tol,'” ujar Jokowi di Semarang.
Dia pun menilai akan sulit menjelaskan kepada orang yang tak paham ekonomi makro, apalagi kepada orang yang memang membenci dirinya, maka penjelasan apa pun tak akan nyambung.
“Ya kalau nggak ngerti teori ekonomi makro, sulit saya menjelaskan. Atau kalau memang benci dan nggak senang, dijelaskan kayak apa ya nggak nyambung,” ucap Jokowi.
Nah, yang menarik dari dari semua serangan kubu Prabowo-Sandi kepada Jokowi terkait tuduhan Jokowi Antek Asing.
Jokowi mengaku kesal dengan banyaknya hoax yang menimpa dirinya. Dia mengatakan persoalan terkait banyaknya hoax dan fitnah itu karena adanya upaya adu domba ala asing.
“Problemnya adalah ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia! Yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan dusta, semburan hoax, ini yang segera harus diluruskan Bapak-Ibu sebagai intelektual,” jelas dia.
Bolehlah sekali-kali berpidato dengan suara yang lantang, yang penting isi pidato yang disampaikan adalah kebenaran, sesuai data dan fakta, tidak menyampaikan semburan dusta dan hoaks.
Sumber : https://bidikdata.com/serangan-paling-mematikan-jokowi-ke-kubu-prabowo.html

No comments:

Powered by Blogger.