Penyalahgunaan dan Peredaran Narkotika di Masyarakat Meningkat
Penyalahgunaan dan peredaran Narkotika sejauh ini belum dapat diberantas secara maksimal. Pasalnya Nilai transaksi dan pemakainya terus bertambah bahkan cenderung menjerat semua lini masyarakat.
Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan penyalahgunaan dan peredaran narkotika di masyarakat menunjukkan peningkatan dengan meluasnya korban akibat narkoba.
Kecenderungan meningkatnya penggunaan narkotika, menurut Kepala BNN Heru Winarko mengatakan, bahwa hal itu juga dibarengi dengan meningkatnya korban yang mencakup dari kalangan anak-anak hingga aparat negara.
“Korbannya meluas mencakup di kalangan anak-anak, remaja, generasi muda, ASN, anggota TNI dan Polri, kepala daerah, anggota legislatif, hingga di lingkungan rumah tangga,” ungkap Heru dalam acara peringatan Hari Anti Narkoba Internasional 2019 di The Opus Grand Ballroom at The Tribrata, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (26/6/2019).
Berdasarkan data yang dimiliki BNN pada 2018, prevalensi angka penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar di 13 ibu kota provinsi di Indonesia mencapai angkta 3,2 persen atau setara dengan 2,29 juta orang.
Sementara, pada 2017, BNN mencatat angka prevalensi penyalahgunaan narkotika sebesar 1,77 persen atau setara 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun.
“Penyalahgunaan narkotika meningkat dengan menggunakan teknologi internet untuk perdagangan gelap narkotika. Nilai transaksi maupun jenis yang diperdagangkan juga meningkat,” ucapnya.
Menghadapi ancaman tersebut, pemerintah kata dia telah mengeluarkan instruksi presiden Nomor 6 tahun 2018 tentang rencana aksi nasional pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
Untuk memerangi penggunaan narkotika, BNN lanjut Heru menjelaskan telah menyosialisasikan bahaya narkotika terhadap ASN, anggota TNI dan Polri, dan lainnya.
“Itu dilakukan supaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang bersih dari penyalahgunaan dan perdagangan gelap narkotika,” ujarnya.
No comments: