Breaking News

RI-Slowakia Jalin Kerja Sama Penanggulangan Terorisme


Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama pemerintah Republik Slowakia melalui Kementerian Dalam Negeri (The Ministry of Interior of the Slovak Republic) melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) mengenai kerja sama penanggulangan terorisme.
Penandatanganan dilakukan oleh Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius dan Sekretaris Kementerian Dalam Negeri Slovakia, Michal Bagacka di Kantor Kementerian Dalam Negeri Slowakia di Bratislava, Senin 24 Juni 2019 waktu setempat.
Penandatanganan MoU disaksikan oleh Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Slowakia, Adiyatwidi Adiwoso, para pejabat dari BNPT dan Kementerian Dalam Negeri Slowakia.
Radikalisme dan terorisme memang merupakan masalah dunia yang perlu ditangani dengan usaha tingkat dunia pula.
Terorisme pun sudah menjadi kejahatan lintas negara. Oleh karena itu pemberantasan dan penanggulangan radikalisme dan terorisme tidak bisa dilakukan sendiri.
Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius menyampaikan permasalahan terorisme telah menjadi isu lintas batas antarnegara sehingga setiap negara perlu bekerja sama secara erat untuk menciptakan strategi dan program yang efektif untuk menghadapi radikalisasi dan ekstremisme kekerasan.
“Karena masalah terorisme sudah menjadi masalah global. Namun akar permasalah terbentukan terorisme setiap negara tentunya berbeda-beda,” ungkap Suhardi.
Suhardi mengatakan, Indonesia melakukan dua pendekatan dalam penanggulangan masalah terorisme, yaitu pendekatan soft power (pendekatan lunak) dan hard power (pendekatan keras).
“Melalui pendekatan soft power ini, kami melaksanakan dua program, yaitu program deradikalisasi bagi seluruh keluarga teroris selama satu dan dua tahun dan program melawan radikalisasi guna memperkuat ketahanan masyarakat terhadap ideologi ekstremis,” jelas dia.
Untuk memperkuat program tersebut, BNPT telah membentuk Duta Damai di Dunia Maya sebagai agen perdamaian dari kalangan muda yang dikelola oleh Pusat Media Damai (PMD).
Bahkan Amerika Serikat memuji pendekatan ini karena dilakukan secara holistik, yang mencakup aspek pencegahan, penegakan hukum dan kompensasi terhadap korban dari aksi terorisme.
Sementara itu Sekretaris Mendagri Slowakia Michal Bagacka dalam sambutannya menyatakan pemerintahnya menyambut baik inisiatif Indonesia untuk kerja sama penanganan terorisme.
Menurut dia, aksi teror merupakan kejahatan yang dapat terjadi dimana saja dan akibatnya merugikan banyak pihak.
“Melalui kerja sama ini, Slowakia dapat belajar dari Indonesia yang lebih memiliki pengalaman dalam penanganan terorisme dan memiliki perangkat hukum ataupun infrastruktur yang lebih lengkap. Kerja sama ini penting karena merupakan tugas negara untuk memastikan perlindungan warga negaranya,” ujar Michal Bagacka.
Sementara Dubes Indonesia untuk Slowakia, Adiyatwidi Adiwoso sangat mengapresiasi kerja sama yang dilakukan oleh BNPT dan Kementerian Dalam Negeri Slowakia.
Menurut dia, Indonesia dapat menjadi role model dalam penanganan terorisme dan terlibat dalam berbagai forum-forum mengenai terorisme yang digelar oleh Slowakia.
“Inisiatif kerja sama ini dilatarbelakangi oleh pertemuan konsultasi bilateral ke-5 Indonesia-Slowakia tahun 2017 lalu di Bratislava yang mendorong pendekatan-pendekatan baru untuk peningkatan kerja sama bilateral kedua negara,” ucapnya.
Untuk mengimplementasikan kerja sama yang tercantum dalam MOU ini maka akan dibentuk joint working group yang diketuai bersama oleh Indonesia dan Slowakia dan akan melakukan pertemuan sekali dalam dua tahun secara bergiliran di Indonesia atau Slowakia.
Hal itu untuk menciptakan kerangka kerja sama dalam rangka pencegahan dan penanganan terorisme kedua negara, antara lain melalui kerja sama di bidang pertukaran informasi mengenai hukum, undang-undang, ataupun kebijakan yang terkait terorisme, pertukaran pengalaman mengenai best practices penanganan terorisme, penyelenggaraan seminar/lokakarya dalam rangka peningkatan kapasitas, saling kunjung pejabat tinggi dan pakar di bidang terorisme, dan lain sebagainya.

No comments:

Powered by Blogger.