Nyamar Jadi ustadz Yusuf Martak Diteriaki Bayar Utang Lapindo Dulu ke Pemerintah
Kisah pilu Lapindo kini masih mengejar bayang-bayang Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak.
Meski kini dirinya bersembunyi dibalik jubah ulama dan pernah berada dalam barisan pendukung Prabowo Subianto namun masa lalu itu tak akan lekang dari waktu yang terus mengejarnya.
Dalam sebuah postingan seorang netizen membagikan sebuah artikel berjudul “GNPF Tarik Diri dari Barisan Pendukung Prabowo-Sandi” yang tayang di situs CNN Indonesia.
Tak hanya membagikan artikel, netizen pemilik akun twitter @mochamadarip juga menulis komentar pedas untuk Yusuf Martak, dan meminta Lapindo untuk melunasi hutangnya pada pemerintah.
“Woi… Yusuf Martak, bayar dong utang Lapindo ke Pemerintah sebesar Rp.1.763T. Jangan nyaru jadi Ustadz utk ngelabui rakyat & pemerintah Indonesia, deh…“
Sontak cuitan itupun mendapat ragam komentar mengikutinya.
“Oooo Ternyata ngulama ngutang. Mulut aja lebar2in nilai orang. Ngulama gombal mukiyo.” tulis
@Mahmudrizqi30
@Mahmudrizqi30
“Agar terbebas dari utang nyamar jd ustad agar dpt simpati dr rkyt yg super dungu.” tulis @edo_macho.
“Cm modal muke arab, org2an sawah udh jd ulama aja.. gampang bhener.” kata @Dipati_Ardalepa menimpali.
Sementara itu akun lainnya yang turut mengomentari adalah @prahar_77 “Para “pembohong”..teriak2 berjuang utk rakyat,elu2kan PS,ternyata mereka hanyalah para “pembenci” Jokowi yg gak ingin Indonesia damai sejahtera dan makmur. Jadi ingat perkataan pak hendro priyono.”
Seperti diketahui Yusuf Martak adalah Vice President PT Energi Mega Persada selaku pihak pemilik saham terbesar PT Lapindo Brantas, yang tiba-tiba berubah menjadi ulama. Meskipun nyaru menjadi ustad, rakyat tidak akan lupa bahwa Yusuf Martak harus membayar utang Lapindo ke Pemerintah sebesar Rp 1.763 triliun.
Keserakahan Yusuf Martak dan Lapindo kala itu telah mengorbankan warga Sidoarjo hingga membuat mereka kelihangan rumah dan harta benda.
Lantas agar kekayaannya tidak berkurang, mereka enggan membayar ganti rugi terhadap pemerintah dan membiarkan warga yang menjadi korban sengsara. Kini ia bersembunyi dibalik GNPF Ulama dan menyaru menjadi ulama untuk mengaburkan masa lalunya.
No comments: