FPI Serang Asrama Papua Kontradiksi dengan Imam Besar Sebut NKRI Bersyariah
Surabaya – Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Kota Surabaya, disebut bermula dari peredaran foto bendera merah putih yang rusak di depan asrama tersebut di sejumlah grup WhatsApp.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu perwakilan organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) Muhammad yang juga mendatangi asrama tersebut, Jumat (16/8) malam.
“Sang saka merah putih dipatah-patahkan di buang di selokan. Itu saya lihat di grup WhatsApp aliansi pecinta NKRI. Ini saya tunjukkan fotonya,” kata Muhammad.
Usai mengetahui hal itu, ia bersama sejumlah elemen masyarakat yang lain pun mendatangi asrama dua lantai tersebut. Suasana ricuh pun sempat terjadi.
Namun paradox klarifikasi FPI atas alasan pengepungan asrama Papua demi membela NKRI. Pernyataan tersebut kontradiksi dengan kondisi FPI dimana Imam besarnya meninggalkan NKRI serta mendukung Ijtima Ulama yang memutuskan NKRI Bersyariah.
Secara kronologi, kejadian pengepungan berawal dari peredaran foto bendera merah putih yang dirusak di depan asrama tersebut di grup Whatsapp namun ternyata salah karena bendera ternyata sudah terpasang di depan asrama papua. Fakta lain, mereka terlibat koordinasi bersepakat antara ormas-ormas untuk melakukan penyerangan. Sudah terlampau banyak modus FPI berdalih oknum untuk cuci tangan.
Sementara itu, Juri Bicara Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Dorlince Iyowau, yang saat ini tengah berada di asrama tersebut, membantah bahwa pihaknya melakukan perusakan bendera.
“Pengerusakan bendera itu tidak benar. Tapi opini yang digiring di luar sana itu kalau kami merusak bendera, itu kami tidak tahu menahu,” kata Dorlince. Ia mengaku bahwa bendera tersebut sempat dilihatnya di depan asrama siang tadi. Namun beberapa saat kemudian bendera itu hilang.
Hingga pukul 21.00 WIB, suasana di depan Asrama Mahasiswa Papua masih mencekam. Puluhan hingga ratusan ormas tetap memadati jalan Kalasan, arus kendaraan pun tersendat.
Salah satu masyarakat, Sulaiman, bahkan mendesak agar mahasiswa yang berada di dalam asrama untuk diusir dari asrama, dan dievakuasi oleh pihak kepolisian.
“Usir-usir AMP, usir AMP sekarang juga,” teriak dia.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho masih enggan memberikan komentar. Saat ini ia dan sejumlah pihak masih melakukan negoisasi di sekitar lokasi.
No comments: