Jokowi: Kita Harus Keluar dari Kutukan Sumber Daya Alam
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia butuh inovasi-inovasi yang disruptif yang membalik ketidakmungkinan menjadi peluang. Dan membuat kelemahan menjadi kekuatan dan keunggulan.
"Yang membuat keterbatasan menjadi keberlimpahan. Yang mengubah kesulitan menjadi kemampuan. Yang mengubah tidak berharga menjadi bernilai untuk rakyat dan bangsa," kata dia kata Presiden Jokowi pada Pidato Kenegaraan dalam Rangka HUT ke-74 Indonesia, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Berbekal inovasi, kualitas SDM, dan penguasaan teknologi kita bisa keluar dari kutukan sumber daya alam. "Memang negara kita ini kaya Bauksit, batu bara, kelapa sawit, ikan, dan masih banyak lagi. Tapi tidak cukup di situ. Kalau kita melakukan hilirisasi industri kita pasti bisa melompat lagi," kata dia.
Dia menuturkan bangun industri pengolahan bauksit sehingga impor alumina tidak perlu dilakukan. Indonesia bangun hilirisasi industri batubara menjadi (Dimethyl Ether).
"DME sehingga kita bisa mengurangi impor jutaan ton LPG setiap tahunnya. Kita bangun hilirisasi industri nikel menjadi ferro nikel sehingga nilai tambah nikel kita akan meningkat 4 kali lipat," jelas dia.
Presiden Jokowi ingin Indonesia harus berani memulai dari sekarang beberapa lompatan kemajuan sudah kita lakukan.
"Kita sudah mulai dengan program B20, akan masuk ke B30 campuran solar dengan 30% biodiesel. Tapi kita bisa lebih dari itu kita bisa membuat B100. Kita sudah memproduksi sendiri avtur hingga tidak impor avtur lagi. Tapi kita bisa lebih dari itu, kita bisa ekspor avtur, kita juga ingin produksi avtur berbahan sawit," ungkap dia.(rhs)
No comments: