Ibu Kota Baru Gunakan Jaringan Gas 100 Persen
Masyarakat di ibu kota baru tidak akan menggunakan LPG 3 kilo gram (kg) lagi seperti sekarang. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan pembangunan ibu kota baru nantinya akan menggunakan 100 persen jaringan gas (jargas).
Nantinya, penghuni ibu kota baru yang biasanya menggunakan LPG 3 kg untuk memasak diharapkan bisa menggunakan jaringan gas tersebut.
Saat ini, pembangunan jaringan gas terus dilakukan secara bertahap di dalam negeri.
“Ibu kota harus 100 persen jargas. Tidak boleh lagi ada LPG 3 kg,” kata Bambang, Jumat (27/9).
Bambang menyebut sudah saatnya menjadikan ibu kota lebih modern, dengan rumah yang dilengkapi jaringan gas.
“Ini harus bertahap dan masif,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Gigih Prakoso mengatakan bahwa pihaknya siap membangun infrastruktur gas bumi di ibu kota baru, tepatnya di Kalimantan Timur.
Ia optimistis pemanfaatan gas bumi di ibu kota baru nantinya lebih efisien dan bersih.
Berdasarkan hitungan PGN, pembangunan gas kota diproyeksi dapat menciptakan penghematan LPG sebesar Rp157,8 miliar per tahun. Dengan begitu, pengeluaran masyarakat juga bisa lebih hemat sebesar Rp386 miliar.
“PGN siap untuk membantu pemerintah menyiapkan infrastruktur di ibu kota baru untuk menjadi smart city yang berbasis pada energi bersih gas bumi. Proyek jaringan gas yang selama ini telah berjalan terbukti efektif mengurangi biaya energi rumah tangga,” kata Gigih.
Dengan jaringan tersebut Pemerintah lanjutnya mampu mengurangi impor LPG dan pengurangan defisit neraca perdagangan minyak dan gas (migas) hingga mencapai Rp1,4 triliun per tahun.
Gigih menambahkan, sejauh ini PGN membangun dan mengelola pipa gas lebih dari 10 kilometer (km) dengan jumlah konsumen sekitar 300 ribu di berbagai segmen pasar. Sementara, perusahaan mengelola jaringan gas milik pemerintah sepanjang 3.800 km di sejumlah daerah.
No comments: