23 Tahun Otonomi Khusus: Pj Gubernur ABT Soroti Perkembangan Orang Asli Papua
Penjabat (Pj) Gubernur Papua
Ali Baham Temongmere (ABT) menyampaikan pandangannya tentang otonomi khusus
(otsus) yang telah berlangsung selama 23 tahun dan dampaknya bagi orang asli
Papua (OAP).
“Menurut saya, otsus telah
membawa perubahan signifikan, terutama dalam memunculkan para pejabat OAP yang
kini menduduki posisi-posisi tertinggi di Tanah Papua,” ujarnya dalam siaran
pers yang diterima Kompas.com, Rabu (25/9/2024).
Selain itu, lanjut Ali Baham,
otsus juga mendukung pembangunan infrastruktur jalan dan berbagai program
lainnya yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.
Pernyataan tersebut
disampaikan Ali Baham dalam rapat Transisi Pemerintah dan antisipasi rawan
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati Papua Barat, di ruang rapat lantai III kantor gubernur Papua Barat, Rabu
(18/9/2024).
Rapat tersebut digelar bersama
Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Papua Barat, Komite Intelijen
Daerah (Kominda) Papua Barat, dan Badan Pengarah Percepatan Otonomi Khusus
Papua (BP3OKP).
Dalam kesempatan itu, Ali
Baham menegaskan bahwa dirinya turut menjadi bagian dari sejarah lahirnya
Undang-undang (UU) Otsus dan memberikan gambaran mengenai kondisi Papua sebelum
regulasi tersebut hadir.
"Jika kita melihat
perjalanan otsus, kita harus ingat bahwa perhatian terhadap Papua bukan hanya
dari Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi), tetapi juga dari
presiden-presiden sebelumnya,” ucapnya.
“Pada masa akhir Orde Baru,
sekitar tahun 1999, di Jayapura, pejabat OAP yang menduduki eselon II hanya
sekitar lima orang. Sekarang, jumlahnya sudah jauh lebih banyak. Ini bukti
bahwa ada perubahan signifikan dengan adanya otsus. Negara telah memberikan
perhatian besar kepada kita," sambung Ali Baham.
Untuk diketahui, dalam forum
tersebut juga membahas capaian program pembangunan di Papua selama 10 tahun
kepemimpinan Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Ali
Baham mengapresiasi kontribusi besar presiden, terutama dalam pembangunan di
Papua Barat.
Ia menyebut bahwa di bawah
kepemimpinan Presiden Jokowi, Papua Barat telah mengalami banyak kemajuan.
"Kita sudah melihat
banyak perubahan. Dari pemekaran provinsi, yang awalnya hanya satu, kini Papua
menjadi enam provinsi. Ini merupakan kebijakan berani dari Presiden Jokowi dan
presiden-presiden sebelumnya," imbuh Ali Baham.
Selain itu, lanjut dia,
peresmian proyek-proyek besar, seperti pabrik pupuk Kaltim di Fakfak, bandara
Siboru di Fakfak, proyek Tran tiga Ginting Oil, hingga pabrik semen Maruni,
semuanya merupakan kontribusi nyata Presiden Jokowi bagi Papua Barat.
Dukungan Pemerintahan Jokowi
hingga Prabowo
Sebelumnya, Kepala Badan
Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua Barat, Mayor Jenderal (Mayjen) Tentara
Nasional Indonesia (TNI) Daru Cahyono mengajak seluruh stakeholder untuk
mendukung sisa masa pemerintahan Presiden Jokowi.
“Saya juga mengajak
stakeholder untuk memberikan dukungan yang sama kepada pemerintahan baru,
presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran
Rakabuming Raka,” imbuhnya.
Selain itu, Daru menegaskan
pentingnya TNI, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) Polri, dan Badan
Intelijen Negara (BIN) untuk terus menjaga stabilitas keamanan nasional hingga
pelantikan pemerintahan baru, serta menjaga ekonomi dan ketersediaan bahan
bakar minyak (BBM) di Papua Barat.
Pesan Presiden dalam rapat di
IKN sebelumnya juga menekankan pentingnya menjaga keamanan hingga masa transisi
pemerintahan.
Sementara itu, Kepala BP3OKP
Papua Barat Irene Manibuy menyoroti program percepatan pembangunan di Tanah
Papua menuju Indonesia Emas 2045.
Program tersebut mencakup
Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua (RIPP) dan Rencana Aksi Percepatan
Pembangunan Papua (RAPP) yang terbagi dalam program lima tahunan.
"Papua emas adalah ketika
kita mampu mencapai apa yang telah digariskan oleh RIPP dan RAPP, di mana
seluruh rencana tersebut akan termuat dalam sistem informasi percepatan
pembangunan Papua," jelas Irene.
Di sisi lain, Wakil Kepala
Kepolisian Daerah (Wakapolda) Papua Barat Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi
Alfred Papare mengatakan bahwa keamanan di Papua Barat masih kondusif, dan
pihak kepolisian bersama TNI siap menjamin kelancaran tahapan pilkada.
"Kami dari Polri dan TNI
menyampaikan di forum ini, bahwa kami menjamin situasi di Papua Barat tetap
aman dan kondusif hingga masuk ke tahapan pengesahan pasangan calon gubernur
atau wakil gubernur (wagub) serta bupati atau wakil bupati (wabup), dan
pencabutan nomor urut pada Minggu (22/9/2024) sampai Senin (23/9/2024),"
jelasnya.
Percepatan pembangunan Papua
Pada kesempatan yang sama,
Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Papua Barat Muslikhuddi membahas
beberapa aspek penting terkait percepatan pembangunan di Papua, termasuk
perlunya menginventarisir aturan perundang-undangan mengenai Otonomi Khusus
bagi Papua.
Ia juga menekankan pentingnya
mempercepat penyusunan peraturan terkait hukum adat di Papua, agar segera
diatur dalam perundang-undangan.
"Perda yang berkaitan
dengan hukum adat, misalnya untuk tujuh kelompok adat yang ada di Papua, jika
terjadi pelanggaran hukum, akan dipidana berdasarkan komunitas adat tersebut.
Meskipun prosesnya sulit, jika kita tidak memulai sekarang, kapan akan selesai?
Kita harus mendorong hal ini," ujar Muslikhuddi.
Ia juga menyoroti peran
kejaksaan sesuai Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2023, yang meliputi tiga
bidang utama, yaitu dukungan kebijakan, penegakan hukum, dan pendidikan.
Muslikhuddi menekankan
pentingnya mencegah korupsi serta tindakan tegas dalam penegakan hukum.
"Saya selalu bilang, saya
senang kalau bapak-bapak datang ke kantor saya untuk ngopi, tapi saya tidak
senang kalau bapak-bapak datang ke kantor saya pakai rompi (tahanan),"
imbuhnya.
Sebagai informasi, rapat
tersebut juga dihadiri oleh Pj Sekda Papua Barat, anggota BP3OKP Papua Barat,
pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), serta para tamu undangan lainnya.
No comments: