Breaking News

Kita Saudara Sebangsa dan Setanah Air, Jangan Saling Menyakiti


Penangkapan dan pengusiran mahasiswa asal Papua yang terjadi di Surabaya pada Sabtu, 17 Agustus 2019 menjadi potret penting tentang arti persaudaraan yang dirusak.

“Hindari adanya tindakan-tindakan mengganggu represif, yang dapat menimbulkan korban jiwa, kegaduhan politik, dan rasa nasionalisme bangsa.” Demikian disampaikan Gubernur Papua Lukas Enembe menanggapi kerusuhan yang terjadi Surabaya dan Manokwari.

Ia juga menyatakan rasa empati dan prihatin yang terjadi pada saat hari kemerdekaan Indonesia itu.

“Apa yang terjadi di Surabaya itu sangat menyakitkan, kita bukan bangsa Monyet, Kami manusia, kami Masyarakat Papua yang punya harga diri dan martabat. Sama seperti Bangsa lainnya yang ada di Republik ini,” tegasnya.

Lukas berharap aparat tidak membiarkan adanya persekusi atau main hakim sendiri yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Menurutnya hal tersebut dapat menyakiti hati warga Papua secara umum.

Lukas menyebut, Provinsi Papua merupakan wilayah dari negara kesatuan republik Indonesia yang dikenal sebagai miniatur Indonesia. Penduduk Provinsi Papua sangat beragam dan multi etnis, multi agama dan multi budaya yang hidup secara berdampingan.

Lukas juga menyebut selama ini di wilayah Papua, pendatang selalu diterima secara terbuka. “Oleh karenanya kami berharap kehadiran masyarakat Papua di seluruh wilayah Indonesia juga bisa diperlakukan sama,” kata dia.

Hal ini kata dia merupakan komitmen kita bersama sebagai anak bangsa yang mewujudkan Indonesia yang damai berdaulat.

“Kita sudah 74 tahun merdeka, seharusnya tindak intoleran, rasial dan dikrimantif tidak terjadi di negara kesatuan kita,” tegas Lukas.

Sejatinya manusia bersaudara meski berbeda suku, bangsa, bahasa atau agama. Bukan bersaudara jika di antara manusia tersebut saling menyakiti, saling merugikan, dan apalagi saling menumpahkan darah.

Perbedaan yang ditakdirkan tidak selayaknya menjadi sebab putusnya rasa persaudaraan antar umat manusia. Karena itu, menyebut atau memaki saudara-saudara kita dari Papua dengan nama binatang adalah perbuatan yang sangat tercela. Tidak ada tempat bagi mereka yang rasis di bumi Indonesia.

Sehingga tidak dibenarkan kepada siapapun. Untuk itu diimbau kepada warga Jawa Timur, warga Jawa Tengah, Jawa Barat dan daerah lain di Indonesia, agar tidak memberi perlakuan yang berbeda pada warga Papua.

Perlakukan saudara kita Papua bagian anak bangsa Indonesia, kita semua bersaudara. Terus jalin komunikasi antar masyarakat dan jangan mau diadu domba.

Kita semua tentu sangat menyesalkan adanya insiden penurunan Bendera Merah Putih di Jawa Timur disusul dengan berbagai pernyataan negatif oleh oknum-oknum yang memicu aksi di beberapa daerah terutama di Papua dan Papua Barat yang menganggu kebersamaan dan persatuan kita sebagai bangsa.

Mari sama-sama perangi diskriminasi dan sikap rasisme serta bahu-membahu wujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena hal tersebut bentuk komitmen ber-Indonesia.

Sebelumnya, sejumlah ormas menggeruduk asrama mahasiswa Papua yang berada di Surabaya. Mereka bahkan berusaha masuk ke dalam asrama namun dicegah oleh aparat keamanan yang berjaga di pagar asrama.

Pemicunya disinyalir karena mahasiswa Papua enggan mengibarkan bendera merah putih di halaman asrama. Massa ormas kemudian melempari asrama mahasiswa dengan batu sembari mengeluarkan kalimat bernada rasis terhadap mahasiswa Papua yang berada di asrama tersebut.

No comments:

Powered by Blogger.