Breaking News

Jokowi: Ekonomi Tumbuh Jika Tercipta Stabilitas Polkam


Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pertumbuhan ekonomi suatu kawasan akan terjaga apabila terdapat stabilitas politik dan keamanan. Untuk itu, Presiden menegaskan Indonesia ingin berperan dalam terciptanya suatu ekosistem perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik.

“Konflik dan perang tidak akan menguntungkan siapapun, saya ulangi konflik dan perang tidak akan menguntungkan siapapun. Masyarakat terutama wanita dan anak-anak selalu menjadi pihak yang paling dirugikan dengan adanya konflik dan perang,” kata Jokowi ketika berbicara di National Assembly of Pakistan pada Jumat malam, 26 Januari 2018. 

Presiden Jokowi mengatakan, konflik dan perang juga menghancurkan nilai-nilai luhur kemanusiaan. “Oleh karena itu sudah menjadi komitmen Indonesia untuk turut serta menjaga perdamaian dunia sebagai nett contributor to peace,” tutur Presiden melalui siaran pers yang disampaikan Kesekretariatan Presiden.

Bersama dengan ASEAN, selama 50 tahun terakhir, Indonesia telah bekerja keras untuk menciptakan ekosistem perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Asia tenggara. Indonesia juga ingin terciptanya suatu ekosistem perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik. 

Menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan pertumbuhan bagi dunia. Di tingkat global, seperti halnya Pakistan, Indonesia juga merupakan salah satu penyumbang terbesar Pasukan Perdamaian Dunia. Sudah menjadi tekad bagi Indonesia untuk menjadi “True Partner for World Peace”

“Dalam dua tahun ini, Indonesia terus bekerja sama dan memberikan kontribusi untuk mengatasi perbedaan antar negara; membantu kemanusiaan termasuk di wilayah konflik; membantu menjaga keamanan kawasan; mengatasi ancaman kejahatan lintas batas, termasuk perdagangan obat-obatan terlarang, perdagangan manusia dan ancaman terorisme,” ucapnya.

Jokowi juga mengingatkan, bahwa ancaman radikalisme terorisme terjadi di mana-mana. Bahkan tidak ada satupun negara yang kebal dari ancaman terorisme. Serangan terorisme terjadi di hampir semua negara termasuk di Indonesia dan Pakistan.

“Umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang dan terorisme. Lihatlah data yang sangat memprihatinkan ini, 76% serangan teroris terjadi di negara Muslim; 60% konflik bersenjata terjadi di negara Muslim Lebih jauh lagi, jutaan saudara-saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, 67% pengungsi berasal dari negara Muslim,” kata Kepala Negara.

Selain itu, Presiden mengingatkan bahwa jutaan generasi muda kehilangan harapan masa depannya. Kondisi yang memprihatinkan ini sebagian terjadi karena kelemahan internal, namun kontribusi faktor eksternal juga tidak sedikit.

Ia juga menggarisbawahi bahwa sejarah mengajarkan kepada kita semua bahwa senjata dan kekuatan militer tidak akan mampu menyelesaikan konflik. Senjata dan kekuatan militer saja, tidak akan mampu untuk menciptakan dan menjaga perdamaian dunia.

“Yang akan terjadi justru persaingan, perlombaan senjata yang akan terus menciptakan ketegangan. Indonesia adalah negara yang pernah mengalami konflik,” kata Presiden.

No comments:

Powered by Blogger.