Breaking News

Lembaga Survei Akui Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi


JAKARTA – Presiden Joko Widodo telah memimpin Indonesia selama empat tahun. Selama pemerintahannya berjalan, masyarakat mengakui kinerja Jokowi sangat memuaskan dengan capaian-capaian program kerjanya yang realistis terwujud.
Hal itu terungkap dalam survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Seperti Populi Center. Populi memaparkan pembangunan ekonomi di Indonesia selama 2017 lebih baik dibanding tahun lalu. Populi Center menyebut 70 persen masyarakat merasa puas terhadap kondisi perekonomian setahun terakhir.
“Secara keseluruhan, untuk rapor pemerintah dalam angka selama 2017 menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi-JK berada pada range 60-70 persen,” kata peneliti Populi Center, Nona Evita, dalam diskusi media di ruang Sriwijaya, Hotel Kartika Chandra, Jl Gatot Subroto, Jakarta.
Lebih lanjut Evita mengatakan tingginya kepuasan masyarakat berbanding lurus dengan tingkat elektabilitas Jokowi di 2019. Namun elektabilitas tinggi itu dapat tergerus bila lawan politiknya terus menggunakan politik identitas atau SARA.
“Ada peningkatan, namun yang harus diantisipasi adalah elektabilitas tingkat kepuasan itu berbanding lurus dengan tingkat elektabilitas, karena dalam Pilgub DKI contohnya tidak berbanding lurus. Nyatanya, ada gap yang besar antara tingkat kepuasan masyarakat dengan Ahok tapi tidak memilih dia lagi,” jelas Evita.
“Hal ini terjadi karena ada imbas politik identitas secara keseluruhan. Bahkan Donald Trump juga memainkan isu yang sama dengan politik identitas dan itu yang harus diantisipasi pada 2018-2019,” lanjut Evita.
Indikator Politik Indonesia (Indikator) juga memberi pernyataan yang sama. Kepuasan atas kinerja Presiden Joko Widodo sebagai presiden mencapai 71,2 persen. “Sementara yang tidak puas 27,3 persen dan tidak menjawab 1,5 persen,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi.
Di bidang ekonomi, 2,2 persen menyatakan kondisi ekonomi sangat baik, 27 persen baik, 48,3 persen menyatakan sedang, 18,9 persen buruk dan 1,5 persen menilai sangat buruk. Sementara 2,1 persen tidak menjawab.
Di bidang politik, 1,5 persen menyatakan sangat baik, 30,7 persen baik, 38 persen menyatakan kondisi politk sedang, 16,2 persen menyatakan buruk dan 1,5 persen menyatakan sangat buruk. Sisanya, 12 persen tidak menjawab. Di bidang hukum, 2,5 persen responden menyatakan kondisinya sangat baik, 44,4 persen baik, 28,7 persen menyatakan sedang, 17,1 persen menyatakan buruk, dan 1,2 persen menyatakan sangat buruk. Hanya 6 persen responden yang tidak menjawab.
Sementara di bidang keamanan, 3,9 persen responden menyatakan sangat baik, 59,2 persen menyatakan baik, 25,8 persen menyatakan sedang, 9,7 persen menyatakan buruk, dan hanya 0,2 persen menyatakan sangat buruk. Sisanya 1,2 persen tidak menjawab.
“Secara umum, kondisi ekonomi, politik, penegakan hukum dan keamanan nasional lebih banyak yang menilai positif ketimbang negatif,” kata Burhanudin.
Penilaian tentang kondisi berbagai bidang itu juga berkorelasi dengan keyakinan responden atas kemampuan Jokowi memimpin. Sebab sebanyak 72,5 persen responden yakin dengan kemampuan Jokowi memimpin. “Hanya 20,9 persen yang tidak yakin dan 6,6 persen tidak menjawab,” ucapnya.
Sedangkan Survei Indo Barometer menunjukkan, sebesar 68,6 persen masyarakat puas terhadap kinerja Joko Widodo atau Jokowi sebagai presiden. Namun, sebanyak 29,4 persen masyarakat menyatakan tidak puas terhadap kinerja Jokowi.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan, jika hasil tersebut dibandingkan dengan survei sebelumnya, tren tingkat kepuasan publik terhadap Joko Widodo mengalami fluktuasi pada Maret 2015 – Januari 2018. “Hasilnya sempat melemah hanya pada September 2015,” ujar Qodari di kawasan Senayan, Jakarta.
Dari sisi distribusi kepuasan, kata Qodari, mayoritas pemilih yang puas atau sebanyak 60,8 persen mendukung Jokowi. Sementara, yang tidak puas terhadap Jokowi, sebanyak 40,1 persen adalah pendukung Prabowo Subianto.
Indo Barometer juga merilis tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden. Sebesar 61,2 persen menyatakan puas, sedangkan 34,8 persen menyatakan tidak puas terhadap kinerja JK. Bila dilihat berpasangan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pasangan Jokowi – JK adalah sebesar 65,1 persen, sedangkan yang tidak puas sebanyak 32 persen.
Qodari menjelaskan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Menteri Jokowi – JK adalah sebesar 58,6 persen. Sedangkan masyarakat yang menyatakan kurang puas adalah sebesar 34,2 persen. “Kalau dicermati, ada kesenjangan antara kepuasan presiden dan menterinya,” ujar Qodari.
Saat ditanya secara terbuka, lima alasan utama publik menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi – JK. Sebanyak 29,7 persen menyebut pembangunan infrastruktur meningkat sebagai alasan kepuasan terhadap kerja Jokowi. Selain itu, 18,1 persen menilai banyak pencapaian, sebanyak 13,8 persen puas karena adanya bantuan bagi rakyat kecil. Sebanyak 8,7 persen menilai kinerja Jokowi bagus dan 5 persen puas karena kebijakan tegas Jokowi.
Sementara, lima alasan utama publik menyatakan tidak puas terhadap kinerja Jokowi. Beberapa di antaranya disebabkan oleh harga sembako yang belum stabil sebanyak 19,1 persen, lapangan pekerjaan masih terbatas 12,2 persen, banyak tenaga kerja Cina sebanyak 10,3 persen, kemiskinan dan kesenjangan sebanyak 8 persen, dan masih banyak korupsi sebanyak 6,9 persen.
Sumber : http://stopfitnah.com/lembaga-survei-akui-masyarakat-puas-dengan-kinerja-jokowi/

No comments:

Powered by Blogger.