Breaking News

Produksi Tahunan Minyak Indonesia Capai 773.371 BOPD Sedikit Dibawah Target APBN 800.000 BOPD

Ditengah kelesuan ekonomi global, nilai produksi minyak dan gas Indonesia memberikan harapan agar dapat menyumbang kepada penguatan ekonomi nasional dengan mengurangi importasi minyak dan gas.

Produksi minyak bumi Indonesia per tanggal 11 September 2018 telah mencapai 779.556 BOPD (Barrel Oil Per Day). Rata-rata produksi bulanan diangka 783.232 BOPD serta 773.371 BOPD merupakan angka produksi tahunan yang telah mendekati target APBN 800.000 BOPD.

Selain itu per tanggal yang sama produksi gas dengan rerata sebesar 7.840 MMSCFD (bulanan) dan 7.764 MMSCFD (tahunan) yang telah melebihi target lifting APBN sebesar 6.720 MMSCFD.

Dari kedua produksi minyak dan gas Indonesia tersebut produksi ekuivalen minyak dan gas telah melebihi target lifting APBN. Sedangkan untuk lifting minyak telah berada di level 94,24% dari target APBN 2018 hingga September ini.

Sementara itu harga BBM di penyalur lokasi telah sesuai harga penetapan Pemerintah yaitu premium JBKP Rp 6.450 per liter, Solar/Biosolar JBT Rp 5.150 per liter. Adapun realisasi Lokasi BBM Satu Harga yang menjadi program prioritas Presiden Jokowi dalam tahun 2017 Pertamina telah membangun 54 Lokasi dan AKR di 3 Lokasi, Sedangkan Target Lokasi BBM Satu Harga 2018 mencapai 73 lokasi.

Sementara itu untuk kondisi terkini  harga minyak mentah dunia naik lebih dari 2 persen dipicu sanksi Amerika Serikat (AS) yang menekan ekspor minyak mentah Iran. Serta adanya prediksi jika produksi minyak mentah AS pada 2019 akan tumbuh melambat dan mendorong kekhawatiran soal pasokan.

Melansir laman Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,69, atau 2,2 persen ke posisi USD 79,06 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,71, atau 2,5 persen menjadi USD 69,25 per barel.

Presiden Donald Trump mengatakan akan memberlakukan sanksi terhadap Iran. Ini membuat harga minyak mentah berada dalam premi risiko yang mencerminkan kekurangan pasokan yang mungkin terjadi ketika ekspor dari anggota OPEC terbesar ketiga tersebut terpangkas.

Kenaikan harga juga terjadi setelah data industri dari American Petroleum Institute menunjukkan persediaan minyak mentah AS merosot 8,6 juta barel pekan lalu, dibandingkan perkiraan analis penurunan 805.000 barel. Rencananya, data resmi pemerintah AS baru akan dirilis pada Rabu.

Terkait sistem ketenagalistrikan di wilayah SBS (Small bore Sewer) dan SBT (Sequencing Batch Reaktor), Batam dan Tanjung Pinang serta Barito dan Mahakam telah terkoneksi.





Sumber

No comments:

Powered by Blogger.