Breaking News

PBNU: Peringatan Maulid Nabi jadi Oase di Tengah Panasnya Tahun Politik

Kembang Endog pada Festival Endog-endogan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Banyuwangi, Jatim, Selasa (20/11/2018)(ARSIP HUMAS PEMKAB BANYUWANGI)

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU) Abdul Manan Ghani berharap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh bulan ini menjadi momentum untuk menyebar kedamaian dan nilai-nilai kebaikan di tengah tahun politik yang kian memanas. Teladan akhlak Nabi Muhammad SAW, kata dia, perlu dibumikan dengan menjadi pribadi yang menjauhi sikap permusuhan sesama anak bangsa.
"Maulid Nabi dan istighastah kubro yang digelar di beberapa titik dalam waktu dekat ini menjadi oase kesejukan di tengah tahun politik yang makin memanas dan dipenuhi banyak fitnah," ujar Abdul Manan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/11/2018).
Abdul Manan mengatakan, pada Minggu (2/12/2018), beberapa cabang NU bakal menggelar peringatan Maulid Nabi dan Istighatsah Kubro. Acara di antaranya akan digelar di Masjid KH Asy’ari Jakarta Barat, Masjid Izzatul Islam Bekasi, Pondok Pesantren Nur Antika Tangerang, Yayasan Al Murodiyah As Salimiyah Depok, Majelis Ratib Maulid dan Talim Ittihaadus Syubban Depok, Masjid Agung Al-Barkah Bekasi, dan Pesantren Ainur Rohman Linahdlotil Ulama Tangerang Selatan. Ia memastikan acara-acara yang digelar NU tidak akan ditunggangi politik.
”Umat merindukan momen-momen religius menyejukkan, tidak ditungganggi politik, dan tidak menanamkan sikap membenci orang lain," ujarnya. Terkait digelarnya reuni alumni 212 di Monas Jakarta di waktu bersamaan, Abdul Manan menilai hal tersebut tidak perlu dilakukan. "Bagi saya 212 sudah enggak perlu, apa yang perlu dibela?" ujar KH Manan. Gerakan 212 sebelumnya hadir untuk memprotes penistaan agama yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ketika misi itu sudah berhasil, kata dia, gerakan tersebut rawan dipolitisasi. Meski demikian, jika reuni ini tetap diselenggarakan, Manan berharap agar acara tersebut diisi materi-materi menyejukan yang mengedepankan persatuan bangsa.
Dari sisi ceramah yang akan disampaikan pun harus bernada menyejukkan, tidak memancing pergesekan antar kelompok masyarakat. Selain itu, ceramah tersebut juga harus yang sesuai kebutuhan masyarakat, dengan mengedepankan doa-doa yang baik sesuai kebutuhan umat.
“Kebutuhan umat itu seperti menguatkan akidah keimanan, pengamalan syariat, dan peningkatan akhlak mulia. Menanamkan hidup sehat walafiat, misalnya dengan bersih lingkungan. Peningkatan ekonomi, misalnya, dengan mendapatkan rezeki yang berkah,” ujar Manan.

Sumber : https://nasional.kompas.com/read/2018/11/30/19350371/pbnu-peringatan-maulid-nabi-jadi-oase-di-tengah-panasnya-tahun-politik

No comments:

Powered by Blogger.