Breaking News

Pertumbuhan Ekonomi Pulau-pulau Di Timur Indonesia Kini Jauh Lebih Baik Dari Pulau Jawa


Badan Pusat Statistik telah merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2018 yang sebesar 5,17 persen, walau pertumbuhan secara spasial masih didominasi perekonomian di Pulau Jawa namun pemerataan sudah mulai terasa saat provinsi di luar Pulau Jawa menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi dari provinsi di Pulau Jawa terutama daerah-daerah timur Indonesia.

Mereka adalah Maluku dan Papua yang mencapai 6,87 persen meski sumbangannya hanya mencapai 2,51 persen, dibanding Jawa yang hanya tumbuh 5,74 persen. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi pulau Jawa terhadap Produk Domestik Bruto yang senilai Rp3.856,6 triliun atau mencapai 58,57 persen.

“Struktur ekonomi Indonesia masih tetap didominasi oleh Jawa, share-nya 58,57 persen. Tentunya untuk mengubah struktur ekonomi ini perlu waktu yang lama.

Jadi Jawa masih jadi pusat pertumbuhan ekonomi kita dengan pertumbuhan ekonominya sebesar 5,74 persen,” kata Suhariyanto dalam penjelasan di kantor BPS, Jakarta, Senin 5 November 2018.
Selain Pulau Maluku dan Papua, pertumbuhan ekonomi tercepat diperoleh oleh pulau Sulawesi (Sulampapu-Sulawesi Maluku Papua) sebesar 6,74 persen dengan kontribusinya mencapai 6,28 persen. Di ikuti oleh Pulau Sumatera mencapai 4,72 persen dengan share-nya 21,53 persen. Sementara itu, untuk pulau Kalimantan tumbuh sebesar 3,45 persen dengan kontribusi sebesar 8,07 persen.

Adapun untuk Pulau Bali dan Nusa Tenggara, dikatakannya mengalami kontraksi pertumbuhan, yaitu negatif 0,65 persen dengan kontribusi sebesar 3,04 persen. Dengan rincian, pertumbuhan di Bali 6,24 persen, Nusa Tenggara Timur 5,14 persen, sedangkan Nusa Tenggara Barat tumbuh negatif 13,99 persen.

“Pertumbuhan ekonomi di NTB yang di kuartal III 2018 ini tumbuh negatif 13,99 persen karena adanya gempa. Kita tahu juga adanya penurunan produksi dari PT Amman dan kita juga tahu salah satu destinasi pariwisata di NTB, Gunung Rinjani,” ungkapnya.

Sebagai informasi, sumber pertumbuhan ekonomi berdasarkan komponen pengeluarannya yaitu konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 2,69 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto atau PMTB sebesar 2,24 persen, konsumsi pemerintah 0,48 persen, dan lainnya 0,86 persen.

“Sementara net ekspornya menjadi penarik karena nilai impor kita lebih tinggi dari nilai ekspor, sehingga mengurangi 1,10 persen,” paparnya.



Sumber

No comments:

Powered by Blogger.