Breaking News

Program KUBE Untuk Menurunkan Angka Kemiskinan Secara Permanen



Pemerintah memiliki program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) untuk menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Pengelolaan KUBE diserahkan ke pemerintah daerah.
Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial Andi ZA Dulung mengatakan sebelas provinsi bergabung untuk mengelola KUBE. Program itu, lanjut Dulung, bertujuan memberdayakan masyarakat.
“Program bantuan sosial, Alhamdulillah, sudah bisa menurunkan angka kemiskinan. Itu sudah diakui Badan Pusat Statistik (BPS),” kata Dulung dalam pertemuan membahas KUBE di Manado, Sulawesi Utara, Selasa malam, 4 September 2018.
Tapi, lanjut Dulung, pemerintah mempertimbangkan KUBE sebagai program menurunkan angka kemiskinan secara permanen. Agar, warga tak lagi mengandalkan bantuan untuk menopang kebutuhan hidup.
“Yang penting mereka didorong menolong dirinya sendiri, punya penghasilan sendiri, dan tetap berkelanjutan,” ujar Dulung.
KUBE, ungkap Dulung, merupakan program lintas kementerian. Misalnya Kementerian Pertanian. Masing-masing kementerian saling bahu-membahu untuk menyesuaikan program agar dapat menurunkan angka kemiskinan.
Dulung mengaku Kemensos tak memiliki target tinggi menurunkan angka kemiskinan melalui program itu. Setidaknya, Kemensos menargetkan 100 ribu kepala keluarga menerima program tersebut dalam setahun. Tujuannya, manfaat program dapat terus dirasakan penerimanya.
“Alhamdulillah, Kementerian Pertanian sudah memberikan bantuan dalam program ini kepada kurang lebih 200 ribu keluarga,” beber Dulung.
Selain pemerintah, pihak swasta pun terlibat melalui program corporate social responsibility (CSR) mereka. Sebab, ujar Dulung, menurunkan angka kemiskinan merupakan tanggung jawab pemerintah maupun swasta.
Dulung mengatakan Kemensos memiliki dua jenis program untuk menyejahterakan masyarakat yaitu bantuan sosial dan pemberdayaan. Untuk jenis pemberdayaan, Kemensos mendapat banyak tantangan. Lantaran itu, Dulung menyatakan penting untuk berkoordinasi dengan kementerian lain dan perusahaan swasta terkait program tersebut.
Tantangan lain adalah administrasi dan peran pendamping. Di beberapa lokasi, sejumlah pengusaha bersedia menjadi pendamping atau bapak angkat untuk peserta program.
“Tapi itu kalau mereka mau. Ada juga yang tidak bersedia karena kesulitan pada syarat administrasi,” tutur Dulung.
Dulung mengatakan Kemensos berharap program KUBE terus berjalan. Apalagi, peserta program terintegrasi dalam basis data terpadu.
“Bila program berjalan, maka pemberian bantuan beras untuk warga tidak mampu dan Program Keluarga Harapan bisa dihentikan karena penerimanya sudah mandiri,” harap Dulung.



No comments:

Powered by Blogger.