Breaking News

Larang Wartawan Meliput Pendukung Prabowo Tidak Menghargai Undang-Undang Pers


Perlakuan tidak menyenangkan dan diskriminasi bagi para jurnalis kembali terjadi. Setelah capres no urut 02 Prabowo Subianto marah-marah kepada media massa yang dianggapnya tidak meliput aksi reuni 212, para pendukungnya pun mulai bersikap yang sama.
Perlakuan otoriter dan diskriminasi terbaru dialami para wartawan saat Kesatuan Rakyat Indonesia Berdikari (Karib) melakukan deklarasi untuk mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di kantor Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Jl Kertanegara nomor 36, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (30/12).
Karib merupakan salah satu relawan pendukung Prabowo-Sandi. Sesuai undangan yang diterima redaksi, acara berlangsung pukul 10.00 WIB. Reporter yang diutus bergegas ke lokasi dan tiba sekitar pukul 10.55 WIB.
Lokasi yang berada tepat di sebelah kediaman capres nomor urut 02 Prabowo Subianto itu pun dijaga oleh beberapa orang berseragam loreng oranye.
Namun para wartawan menyesalkan karena deklarasi tersebut ternyata tertutup dan hanya memperbolehkan diliput oleh media TV One.
Seperti dikutip dari media online rmol seorang pria menanyakan asal media dan sumber undangan pada setiap wartawan yang datang ke acara tersebut. Setelah dijelaskan, pria tersebut menegaskan bahwa acara deklarasi Karib hanya boleh diliput dua media.
“Mohon maaf Mas, bajunya boleh dilepas. Acara ini tertutup, kecuali untuk TV One dan Warta Buana saja. Silakan bisa tinggalkan acara,” pinta pria tersebut.
Setelah mengkonfirmasi terkait undangan deklarasi Karib dan menunjukan Kartu pers dan logo Media Center Prabowo-Sandi, pria berseragam itu langsung mempersilakan masuk.
Sesampainya di dalam, kembali reporter Kantor Berita Politik RMOL ditanyakan oleh pengurus Karib terkait dari mana mendapat undangan dan berasal dari media mana. Bahkan meminta KTP juga untuk difoto.
Tentu hal itu menjadi suatu yang tidak lazim dilakukan sebuah relawan kepada awal media yang bekerja berdasarkan perlindungan undang-undang.
“Kalau acara ini memang tidak bisa diliput, ya sudah saya kembali,” ujar reporter Kantor Berita Politik RMOL ketika diinterogasi oleh pengurus Karib.
“Boleh, asal pakai baju ini (kaos Karib),” ujar seorang perempuan pengurus Karib.
Demi bisa liputan, reporter Kantor Berita Politik RMOL pun tak ambil pusing untuk mengenakan kaos tersebut.
Berselang sekitar lima menit kemudian, kembali perang pengurus menghampiri untuk menanyakan dari mana dapat undangan. Setelah diberi penjelasan, pengurus itu pun menegaskan kalau acara ini hanya TV One dan Warta Buana yang boleh meliput.
Tanpa fikir panjang reporter Kantor Berita Politik RMOL melepas kaos Karib dan langsung bergegas meninggalkan acara.
Kejadian ini amat disayangkan ketika suatu acara deklarasi hendak diliput oleh media namun justru ditolak dan melakukan perbuatannya yang tidak semestinya.



No comments:

Powered by Blogger.