Breaking News

Luhut Beberkan Jurus Pemerintah Atasi Masalah Sampah

Foto: Tia Reisha/detikcom

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan langkah-langkah yang akan dilakukan pemerintah untuk mengurangi sampah. Saat membuka Launching Gerakan Indonesia Bersih Rapat Kerja Nasional, Pusat, dan Daerah, di Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta Selatan ia menyampaikan ada 5 strategi rencana aksi nasional yang akan dilakukan.

Strategi pertama adalah dengan mengubah perilaku bangsa, salah satunya dengan mendidik generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Hal ini, menurutnya, bisa dicapai melalui kampanye, penghargaan, kurikulum sekolah, dan pelatihan tata cara penyortiran sampah.

"Selanjutnya mengurangi kebocoran sampah dari darat karena 80% sampah di laut berasal dari darat. Untuk itu perlu adanya solid waste management untuk mengurangi sampah plastik dari perumahan dan sungai," ujar Luhut dalam Rakornas Gerakan Indonesia Bersih, di Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta Selatan, Kamis (21/2/2019).

Strategi ketiga adalah dengan mengurangi kebocoran dari berbagai kegiatan yang dilakukan laut. Luhut menyebut hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan fasilitas penerimaan di pelabuhan, mengadakan kolaborasi bilateral dan regional, mengumpulkan sampah plastik dari laut, serta mengelola limbah plastik di bidang pariwisata.

Ia juga mengatakan perlu adanya peningkatan dalam penegakan hukum dan pendanaan. Agar dapat direalisasikan, perlu adanya pengawasan dan pemantauan, serta komitmen pembiayaan. Selain itu, strategi ini mencakup penelitian dan pengembangan dengan memperhatikan dampak kesehatan dan faktor circular economy.

"Pencapaian target pengurangan sampah plastik di laut dilaksanakan secara terintegrasi melalui program di 16 kementerian dan lembaga dengan 59 kegiatan yang diharapkan dapat mendukung 5 strategi tersebut," sambungnya.

Selain itu, Luhut juga menyampaikan akan mengkategorikan TPA berdasarkan jumlah sampah yang masuk per harinya, yakni ada yang diolah menggunakan insinerator dan ada juga yang diolah dengan sistem waste to energy.

"Dalam dua tahun ke depan saya kira akan terlihat perubahan profil dari kebersihan Indonesia sehingga di TPA tidak akan lagi terlihat sampah-sampah yang bertaburan. Jadi nanti dikategorikan kalau sampah di bawah 200 ton per hari itu mungkin kita kasih insinerator buatan dalam negeri, kalau yang sampai 500 ribu ton per hari bikin waste to energy program seperti di DKI, Bali, dan beberapa tempat lainnya," pungkasnya.(prf/ega)
Sumber

No comments:

Powered by Blogger.