Breaking News

Pengamat Nilai Kampanye Prabowo Di GBK Berpotensi Terjadi Gesekan Di Masyarakat


JAKARTA – Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno menggelar kampanye akbar, Minggu (7/4/2019). Ajakan mengikuti kampanye di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta tersebut sudah digaungkan.
Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab ikut mengimbau kepada pendukung Prabowo-Sandi agar berbondong-bondong ke SUGBK. Namun, patut disayangkan, ajakan Rizieq dibungkus dengan kegiatan agama, seperti salat subuh berjamaah dan lain sebagainya.
Pengamat politik Karyono Wibowo menyayangkan, ajakan mengikuti kampanye dikemas dengan kegiatan keagamaan. Padahal, menurutnya, kegiatan di SUGBK jelas-jelas kegiatan politik.
“Mereka memang selalu memakai politik identitas. Padahal, kegiatan agama tidak seharusnya dicampur aduk dengan kegiatan keagamaan. Misalnya, salat subuh kan wajib bagi umat Islam. Mengapa harus dicampur dengan kegiatan politik seperti itu,” kata Karyono.
Lebih lanjut Karyono Wibowo mengatakan, capres-cawaprea nomor urut 02 sebaiknya tidak menggunakan narasi agama dalam kontestasi Pilpres 2019. Lebih baik, menjual program-program selama 5 tahun ke depan bila terpilih nanti.
“Ya, sangat disayangkan. Kubu 02 mengabaikan politik edukasi buat masyarakat. Mereka lebih banyak menjual agama untuk kepentingan politik,” tandas Karyono Wibowo, dalam keterangan tertulisnya kepada Beritasatu.com.
Karyono menilai kegiatan politik kubu 02 yang dibungkus dengan agama, berpotensi menimbulkan gesekan di masyarakat. Sebab, isu agama, sara, sangat sensitif. “Makanya, publik harus dapat membedakan, mana kegiatan politik, mana kegiatan agama,” imbaunya.
Cara berpolitik kubu 02 berbanding terbalik dengan kubu 01. Menurut Ketua Dewan Pembina Master C19 Portal KMA, Gus Syauqi Ma’ruf Amin, kubu 01 selalu berusaha menyampaikan program dan gagasan.
“Memang harus dipisahkan, kegiatan keagamaan dengan kegiatan politik. Kalau konteksnya politik, ya kegiatannya bernuansa program kerja,” tutur Gus Syauqi.

No comments:

Powered by Blogger.