Breaking News

BIN Sebut Ada Pihak yang Memanfaatkan Kerusuhan Papua


JAKARTA – Badan Intelijen Negara (BIN) menyatakan ada pihak yang memanfaatkan peristiwa di Surabaya dan Malang yang berujung kerusuhan di berbagai daerah di Papua. Saat ini BIN sudah menelaah dan menyisir agar peristiwa ini tidak ditunggangi oleh kelompok tertentu.
“Kita pahamlah yang namanya ini pasti ada yang memaanfaatkan. Itulah yang kita sudah sisir dan kita sudah pahami,” kata Juru Bicara BIN Wawan Hari Purwanto saat berbincang dengan Okezone, Kamis (22/8/2019).
BIN mengimbau semua pihak berhati-hati dalam menyikapi peristiwa ini dan tidak memberikan statment yang membuat suasana semakin tidak terkendali. Pasalnya kasus ini terjadi karena adanya kesalahpahaman.
“Kesalahpahaman inilah yang harus kita luruskan agar tidak ada yang mengail di air keruh. Kita sama-sama lah meredakan ketegangan. Ini sebuah kesalahpahaman yang harus diakhiri,” ucapnya.
Kerusuhan pecah di Papua dan Papua Barat dalam beberapa hari ini. Masyarakat tumpah ruah ke jalan untuk memprotes penangkapan dan tindakan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya.
Asrama mahasiswa Papua di Surabaya sempat dikepung massa dari beberapa ormas dan pria berpakaian militer atas tuduhan pembuangan bendera merah putih. Saat itulah, penghuni asrama diduga mendapat serangan verbal kata-kata rasis dan penghinaan.
Tak hanya itu, polisi juga turut serta menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa Papua agar mereka keluar dari asrama. Setelah itu aparat langsung menciduk 43 penghuni asrama dengan dalih ingin diperiksa atas dugaan pembuangan bendera merah putih. Polisi lalu melepaskan mereka.
Tak terima diperlakukan secara represif dan rasis, masyarakat Papua akhirnya turun ke jalan untuk memprotes tindakan tersebut. Tak ayal, dalam demonstrasi itu terjadi kerusuhan yang meliputi pembakaran kantor pemerintahan, blokade jalan dan perusakkan fasilitas umum. Gelombang kerusuhan tercatat masih terjadi hingga hari ini.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, kerusuhan yang terjadi di Papua berkaitan dengan peristiwa di Malang dan Surabaya. Sementara itu, Ketua DPR Bambang Soesatyo menduga ada ‘agenda besar’ di balik peristiwa yang terjadi.
(aky)

No comments:

Powered by Blogger.