Breaking News

Bertemu Pemuka Agama Buddha, Menag Sampaikan Pentingnya Jaga Kedamaian


JAKARTA - Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi mengingatkan pentingnya menjaga kedamaian dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini disampaikannya di hadapan ratusan pemuka agama Buddha dalam silaturahmi dan evaluasi pelaksanaan program Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama.
“Kedamaian ini juga sangat besar sekali dampaknya. Bukan saja bagi pembangunan kehidupan agama saja, tetapi juga terhadap pembangunan ekonomi sebuah bangsa,” ujar Menag di Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Silaturahmi bersama Menteri Agama ini dihadiri sekitar 200 pemuka agama Buddha. Hadir pula Dirjen Bimas Buddha Caliadi, Biku Sangha, Ketua WALUBI Hartati Murdaya, dan Ketua Permabudhi Arief Harsono.
“Saya baru pulang dari sebuah negara Arab yang sangat maju pimpinannya. Ia mengatakan gini ke saya dan beberapa teman, ‘Anda bangun hotel mewah banyak. Siapa yang mau tinggal di situ? Kan harus ada orang datang (untuk) tinggal. Orang enggak akan datang kalau kehidupan di tempat anda tidak damai, tidak tentram, mustahil’,” kisah Menag yang baru kembali dari kunjungan kerjanya ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Dari cerita tersebut, Menag menyimpulkan bahwa kedamaian menjadi salah satu syarat agar sebuah negara dan bangsa dapat bergerak maju. “Damai itu sangat perlu dibutuhkan bukan hanya dalam kaitan pembangunan agama, tapi juga dan kaitan pembangunan ekonomi bangsa kita,” katanya.
Menag mengapresiasi kehidupan antarumat beragama di Indonesia yang damai. Hal ini menurutnya tak lepas dari ajaran semua agama yang selalu menekankan, bukan hanya pada hubungan vertikal kepada Tuhan YME, tapi juga jalinan hubungan horizontal antarmanusia.
“Saya kira, semua agama memiliki tujuan yang sama, yaitu memperbaiki akhlak. Dalam Islam, Rasulullah itu diturunkan untuk memperbaiki akhlak. Dan ini ujungnya tentu kedamaian,” tuturnya.
“Dan tadi saya mendengar, dibacakan dalam Dhammapada, umat Buddha diajarkan bahwa pertengkaran membawa petaka. Jadi, kalau masih kita bertengkar saja, kapan majunya bangsa ini,” ujar Menag.

(qlh)

No comments:

Powered by Blogger.