Breaking News

Pabrik Garmen asal Malang Produksi Ribuan APD untuk Tangani Corona


KOTA MALANG – Salah satu perusahaan industri garmen di daerah Bandulan, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur memproduksi ribuan alat pelindung diri (APD) berupa pakaian hazmat dan masker bagi tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 atau virus corona.
Perlengkapan APD diproduksi perusahaan garmen guna mengantisipasi adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawan lantaran menurunnya penjualan imbas perkembangan virus corona.
Pemilik usaha garmen, Wendy Juniarto mengisahkan awal mula perusahaannya yang memproduksi pakaian dan celana, banting setir ikut memproduksi ribuan pakaian APD.
“Banyak teman-teman dari rumah sakit tanya ke kita, apa bisa dibantu membuat alat pelindung diri, kita coba akhirnya, kita tawarkan dan diterima,” ucap Wendy, melalui siaran pers yang diterima Okezone, Sabtu malam (4/4/2020).
Awalnya lanjut Wendy, perusahaannya memproduksi cuma 6 ribu potong, hingga akhirnya banyak dijadikan rekomendasi oleh beberapa rumah sakit, bahkan sampai ke Jakarta. Kini perusahaannya mampu memproduksi setidaknya 12 ribu APD dan 20 ribu masker setiap harinya.
Baju APD yang diproduksi PT Kasih Karuni Sejati memiliki teknologi water-repellent yang berfungsi untuk memastikan pori-pori bahan atau produknya telah rapat dan kencang, tak bisa ditembus oleh air.
“Kita buatnya yang non-boven jadi kita memang lebih berpori terus ada sedikit materi water repellent atau tahan air. Kalau yang maskernya kita buat dari katun dan bisa dicuci ulang dan kita bikin finishing juga dengan water repellent,” terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji yang meninjau perusahaan pada Jumat sore kemarin mengapresiasi ide yang dimunculkan sang pemilik usaha melihat sulitnya tenaga medis mendapatkan APD lengkap.
“Ini asalnya garmen terus geser menjadi pembuat APD, salah satu kecerdasan saya kira dari pengusaha dan saya ucapkan terima kasih,” ungkap Sutiaji.
Namun, Sutiaji memberikan catatan bagi perusahaan yang memproduksi APD untuk tetap mempekerjakan karyawan yang dinyatakan sehat.
“Tidak kalah penting bagaimana yang ngerjakan itu juga orang yang sehat sehingga ini tidak ada virus yang nempel di APD. Dan tentu yang ngerjakan ini saya mohon ada standarisasi SOP dengan physical distancing maupun sosial distancing,” pungkasnya.
(put)

No comments:

Powered by Blogger.