Breaking News

BNPT Gandeng 38 Kementerian dan Lembaga Cegah Terorisme


JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan rapat dan koordinasi dengan 38 kementerian dan lembaga (K/L) di Palu, Sulawesi Tengah. Rapat itu dalam rangka membuat program sinergisitas penanggulangan terorisme.

“Jadi program ini kita lakukan nanti dengan pendekatan humanis, melalui bantuan ekonomi, sosial, maupun membuka ruang dialog lintas budaya dan agama,” kata Kepala BNPT Komjen Rafli Amar dalam keterangan tertulisnya, Senin, 10 Agustus 2020.

Rafli mengatakan saat ini program sinergisitas BNPT telah menyentuh tiga provinsi, yakni Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Jawa Timur. Kegiatan sinergisitas, kata dia, merupakan komitmen BNPT dan segenap elemen bangsa untuk memerangi terorisme dari hulu ke hilir.
Dia menyebut kegiatan sinergisitas di Sulawesi Tengah dilaksanakan sejak 2018. Kegiatan itu terbukti membuahkan hasil yang dalat membuka eksklusivitas kelompok jaringan radikal di wilayah.

“Selain menerima bantuan atau program, kelompok radikal tersebut kini menjadi mitra BNPT dalam melakukan pencegahan radikalisme terorisme di masyarakat,” kata Rafli.

Rafli menjelaskan BNPT bersama 38 K/L serta Pemerintah Daerah (Pemda) Sulawesi Tengah telah dan akan melaksanakan 172 kegiatan di wilayah Sulawesi Tengah pada 2020 ini. BNPT kini mengenalkan konsep pembangunan kesejahteraan yang diharapkan dapat mentransformasi wilayah sasaran menjadi sebuah kampung madani.

Oleh Karena itu, kata dia, kolaborasi dari seluruh K/L serta (Pemda) dalam merealisasikan rencana aksi merupakan modal utama dalam pembangunan kesejahteraan. “Kita ingin memantapkan kembali program yang akan dilaksanakan di 2020, sekaligus kita ingin melihat hasil yang dilaksanakan pada 2019 antara lain pembangunan dari rumah susun di Kabupaten Poso,” ucap Rafli.

Tak hanya melakukan pembangunan fisik, Rafli menyebut tim sinergisitas fokus pada unsur non fisik. Seperti penguatan nilai dan karakter masyarakat, terutama generasi muda Sulawesi Tengah.

Menurut dia, generasi muda harus dilindungi dari pengaruh paham radikal intoleran yang sumbernya dapat berasal dari mana saja, termasuk media sosial. Maka itu, perlu pengembangan penguatan karakter dan nilai kebangsaan.

“Agar generasi penerus Sulawesi Tengah memiliki imunitas dalam menangkal propaganda radikal,” katanya.

Rafli menyebut perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam pembangunan karakter itu. Terutama unsur pemuda daerah dan akademisi. Peran mereka dibutuhkan untuk membangun narasi kebangsaan.

Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, mengapresiasi BNPT serta 38 K/L yang terlibat dalam tim sinergisitas di Sulawesi Tengah. Ia berharap program sinergi itu dapat membuat Sulawesi Tengah sebagai wilayah yang damai dan toleran serta dapat membangun masyarakat di wilayah untuk terhindar dari paham radikal yang memicu aksi terorisme.

“Terima kasih kepada BNPT karena daerah kami sudah dijadikan pilot project dalam pelaksanaan Rencana Aksi Sinergisitas dan sudah ada 5 Kabupaten yang ditetapkan menjadi daerah percontohan, ini akan sangat bermanfaat untuk masyarakat kami terutama masyarakat yang ada di daerah, mudah-mudahan dengan adanya keterlibatan 38 K/L ini masyarakat kami bisa lebih berdaya lagi dalam menangkal paham-paham terorisme,” ujar Longki

Dalam rapat koordinasi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sulawesi Tengah itu hadir juga Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Syafril Nursal, Komandan Korem 132/Tadulako, Kabinda Sulawesi Tengah, Kepala Badan Kesbangpol Sulawesi Tengah, Perwakilan Eselon II K/L yang merupakan mitra BNPT dalam Program Sinergisitas Penanggulangan Terorisme, serta tokoh masyarakat setempat.

No comments:

Powered by Blogger.