Ferdinand Sebut Deklarasi KAMI Potensi Jadi Klaster Baru Covid-19
Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) tidak mentaati aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi.
Ferdinand memposting dua foto yang memperlihatkan situasi acara deklarasi KAMI yang digelar di Tugu Proklamasi, Pegangsaan Timur, Jakarta di akun Twitternya @FerdinandHaean3. Terlihat dalam foto masyarakat berkerumun.
"Kerumunan ini berpotensi jadi cluster baru Covid-19. Katanya mau selamatkan Indonesia, tapi sekedar mematuhi aturan PSBB untuk jaga jarak dan tidak berkerumun saja tak dilakukan," sindir Ferdinand, Selasa (18/8/2020).
Sebelum itu, Ferdinand Hutahaean mengatakan bahwa masyarakat menunggu maklumat KAMI.
"Publik akan menunggu besok apa yang menjadi isi maklumat KAMI. Apakah maklumat itu akan membuat keriuhan politik? Bernada makar? Mengancam? Mencaci? Akan jadi tertawaan? Atau hanya sebatas retorika kata-kata bak syair pujangga yang hanya enak dibaca, namun tak lebih dari sekedar kata-kata?," kicau Ferdinand menggunakan akun Twitter @FerdinandHaean3, Senin (17/8/2020).
Di kicauan berbeda, Ferdinand menyarankan masyarakat mencari rekam jejak deklarator KAMI agar tahu arah organisasi tersebut. Dia pesimis KAMI bisa tumbuh sebagaimana jargon yang ditanam selama ini.
"Kalau mau tahu kualitas KAMI itu, googling lah jejak digital para deklaratornya. Minus integritas, surplus bacotan. Begitulah gerakan ini bagai menanam pohon dari ranting yang telah kering dan sudah getas. Mau disiram dan dipupuk sebanyak apapun, tetapi tak tumbuh. Hanya, tak tau diri," tuturnya.
Din Syamsuddin, inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sebelumnya menjelaskan, KAMI adalah gerakan moral masyarakat Indonesia dari berbagai elemen dan komponen bangsa yang tujuannya tidak lain untuk terwujudnya keadilan masyarakat Indonesia. Atas dasar itu, KAMI juga berdimensi politik, tetapi bukan politik praktis.
"Kalaupun KAMI bergerak ke dimensi poltik, adalah politik moral. Ini lebih tinggi dari politik praktis. Dan ini dijamin oleh UU untuk berserikat, untuk melakukan 'social control'," katanya saat konferensi pers "Penjelasan Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI)" secara daring, Sabtu.
Ia menyebutkan setidaknya 150 tokoh yang telah bergabung dengan KAMI yang akan dideklarasikan pada Selasa, 18 Agustus 2020, pukul 10.00 WIB di Tugu Proklamasi, Pegangsaan Timur, Jakarta. Di antara 150 tokoh itu, yakni Rachmawati Soekarnoputri, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli, mantan Menteri Kehutanan MS Ka'ban, dan Ketua Umum FPI Sobri Lubis.
Dalam deklarasi itu, Din juga mengatakan akan disampaikan maklumat yang diberi nama "Maklumat Menyelamatkan Indonesia" yang telah disusun komite kerja, disepakati, dan telah final yang akan diumumkan saat deklarasi.
Maklumat itu, kata Din, secara umum memuat keprihatinan KAMI terhadap kehidupan kebangsaan akhir-akhir ini, khususnya dalam bidang ekonomi, politik, hukum, dan hak asasi manusia (HAM).
Ia menyebutkan setidaknya 150 tokoh yang telah bergabung dengan KAMI yang akan dideklarasikan pada Selasa, 18 Agustus 2020, pukul 10.00 WIB di Tugu Proklamasi, Pegangsaan Timur, Jakarta. Di antara 150 tokoh itu, yakni Rachmawati Soekarnoputri, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli, mantan Menteri Kehutanan MS Ka'ban, dan Ketua Umum FPI Sobri Lubis.
Dalam deklarasi itu, Din juga mengatakan akan disampaikan maklumat yang diberi nama "Maklumat Menyelamatkan Indonesia" yang telah disusun komite kerja, disepakati, dan telah final yang akan diumumkan saat deklarasi.
Maklumat itu, kata Din, secara umum memuat keprihatinan KAMI terhadap kehidupan kebangsaan akhir-akhir ini, khususnya dalam bidang ekonomi, politik, hukum, dan hak asasi manusia (HAM).
No comments: