Breaking News

Ada Kepentingan Politik Dibalik Dukungan KAMI Kepada Buruh

 


JAKARTA – Direktur Eksekutif Emrus Corner, Emrus Sihombing, menilai komunikasi yang disampaikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) perihal pemberian dukungan terhadap buruh yang menolak UU Cipta Kerja memang tidak lepas dari kepentingan politik. Terlebih bagi para petinggi-petinggi koalisi tersebut, termasuk Gatot Nurmantyo.

“Hipotesis saya dari pesan yang disampaikan Pak Gatot, wajar kalau ada yang bilang dia mencari panggung menuju Pilpres,” kata Emrus. Lebih lanjut, ia mengatakan pernyataan KAMI perihal buruh dan UU Cipta Kerja bisa dianggap sebagai menunggangi kepentingan gerakan buruh. Pasalnya, kata Emrus, sangat sulit untuk tidak mengatakan bahwa aktor-aktor baik lapangan maupun non lapangan di dalam sebuah demonstasi tidak saling menunggangi.

Ditempat terpisah, Politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, juga memberikan kritikan keras atas sikap petinggi KAMI. Ferdinand menilai dukungan KAMI soal aksi mogok massal hanya akan membuat kondisi ekonomi makin terpuruk. “Saya pernah bilang bahwa di negeri ini ada kelompok orang yang senang jika ekonomi negara ambruk atau rusak,” kata Ferdinand melalui akun twitternya.

Kondisi itu, kata Ferdinand, memang diinginkan oleh kelompok yang disebutnya untuk memuaskan nafsu politik mereka. “Dengan begitu mereka punya momentum untuk terus mewujudkan ambisi dan nafsu politiknya. Merekalah musuh rakyat, lebih suka bangsa krisis demi ambisi,” tegasnya.

Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban menyatakan bahwa pihaknya tidak akan ikut aksi mogok nasional menolak UU Cipta Kerja pada 6 sampai 8 Oktober 2020. Elly menduga, aksi mogok massal itu sudah ditunggangi pihak tertentu. “KSBSI tidak mau ormas lain seolah membantu aksi tapi ada kepentingan politik. Aksi buruh harus murni. Tidak boleh ada kepentingan yang menunggangi,” kata Elly.

Berbagai pihak terus mengkritisi langkah KAMI yag memberikan dukungan pada buruh untuk melakukan mogok massal. Sebab, tidak sedikit pihak yang merasa bahwa dukungan itu merupakan bagian konspirasi KAMI untuk kepentingan politik mereka agar dapat menganggu jalannya pemerintahan.

No comments:

Powered by Blogger.