Breaking News

Ratusan Peserta Aksi 1812 Bawa Ganja-Sajam, Sungguh Memprihatinkan

 

Hari ini, Jumat 18/12 massa aksi 1812 yang diisi oleh massa FPI dan berbagai organisasi keagamaan lainnya menyelenggarakan aksi menuntut pembebasan Habib Rizieq dan pengusutan tewasnya enam Laskar FPI waktu lalu dalam bentrok dengan kepolisian. Namun, sangat disayangkan ketika polisi mengamankan ratusan peserta aksi 1812 yang membawa ganja hingga senjata tajam dari ratusan peserta. 

Peserta aksi yang diamankan juga menjalani 3T (testing, tracing, treatment). Dari apa yang dikabarkan tersebut memberikan tanya bagi kita bahwasannya sangat memprihatinkan dan disayangkan tindakan massa aksi 1812 tersebut. Kita tak menyangka hal itu dilakukan padahal tujuannya adalah untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat.

Kalau seperti ini, kita tak habis pikir entah sampai kapan kedewasaan untuk menyampaikan pendapat dan aspirasi bisa berjalan baik dan demokratis tanpa ada tindakan anarkistis dan membawa senjata tajam maupun barang berbahaya lainnya.

Inilah yang sangat ditakutkan, ketika massa aksi sudah mempersiapkan senjata tajam berarti ada niatan untuk melakukan tindakan yang anarkistis dan membahayakan masyarakat. 

Ada niatan dari si pembawa senjata tajam untuk melukai dan merusak keamanan dan kenyamanan kita sebagai sebuah bangsa. Kalau itu terus dilakukan maka kita akan mengalami kehancuran dan kekacauan terus menerus.

Apalagi, seperti diberitakan sebelumnya bahwa pihak kepolisian tidak memberikan izin terkait aksi tersebut. Itu saja sebenarnya sudah salah. Ditambah lagi, ada massa aksi bawa senjata tajam dan ganja. Sungguh memprihatinkan.

Kalau terus seperti ini, maka harus ada niatan untuk kita berubah dari keadaan ini. Kita tidak diperkenankan melakukan hal-hal di luar dari nilai-nilai dan aturan hukum yang ada. Harus ada kesadaran dari kita untuk bisa menyampaikan aspirasi dan pendapat dengan cara-cara sehat.

Tuntutan massa aksi 1812 pun tidak masuk akal ingin menuntut pembebasan Habib Rizieq Shihab, karena itu akan melanggar hukum yang berlaku. Kalau mau menuntut pengusutan tuntas kasus tewasnya enam laskar FPI, maka kita bersama-sama untuk mengusutnya.

Itu adalah tugas kita bersama sebagai sebuah bangsa. Oleh karena itu, sudah saatnya kita untuk berubah dan memahami proses hukum dan demokrasi di Indonesia. Tidak bisa hanya mengikuti kemauan sendiri tetapi ada kepentingan rakyat yang harus dipikirkan dan hukum yang mengatur kita.


No comments:

Powered by Blogger.