Breaking News

Hujan Reda saat MotoGP Mandalika, Sandiaga: Berkat Doa


 

Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengucap syukur usai hujan deras di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), reda. Menurutnya, hujan berhenti karena doa dari masyarakat Indonesia.
"Alhamdulillah hujan telah reda. Ini tentunya berkat doa dari seluruh masyarakat Indonesia, terutama para ibu-ibu yang kalau berdoa paling kencang, termasuk istri saya @nurasiauno dan juga Ibu Negara Iriana @jokowi serta Mba @puanmaharaniri yang sejak tadi tak henti-hentinya berdoa agar perhelatan @motogp berjalan tuntas," ucap Sandiaga dalam unggahan akun Instagramnya, Minggu (3/20/2022).

Dilihat dari video yang diunggah, Sandiaga yang mengenakan kemeja putih menghampiri istrinya yang mengenakan kaus biru. Nurasia Uno tengah berdiri di dekat Ketua DPR RI Puan Maharani.

Sandiaga sedikit menggoda istrinya tersebut. Kemudian, dia menghampiri Ketua MRP Bambang Soesatyo (Bamsoet).

Seperti diketahui, hujan deras sempat mengguyur Kawasan Mandalika. Balapan kelas MotoGP yang terjadwal pukul 14.00 WIB harus molor.

Balapan kemudian dilanjut usai hujan reda. Balapan dengan lintasan basar berjalan dengan lancar dengan Miguel Oliveira keluar sebagai juara, disusul Fabio Quartararo di posisi dua, dan Johann Zarco di posisi tiga.

Pawang Hujan Jadi Sorotan
Saat hujan mengguyur Mandalika, perempuan yang menjadi pawang hujan turun ke arena mengenakan helm putih. Dia berjalan tanpa memakai alas kaki di tengah guyuran hujan di sepanjang Sirkuit Mandalika.

Pawang hujan tersebut tampak membawa alat-alat untuk meredakan hujan deras di lokasi. Sesekali dia berhenti sambil merapalkan sesuatu dan mengangkat alat-alatnya ke atas.

Kehadiran pawang hujan di sirkuit ini pun membuat heboh penonton yang berada di tribun. Terdengar suara teriakan dari penonton.

Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN Budi Harsoyo mengaku tergelitik oleh viralnya sosok RR Istiati yang diklaim mampu mencegat hujan di Sirkuit Mandalika. Budi memberi penjelasan secara ilmiah serta andil Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di sana.

Dikatakan Budi, secara ilmiah, ada teknologi yang disebut Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Menurut penjelasannya, cara kerja TMC ialah armada pesawat beroperasi di jalur penyemaian awan. TMC kemudian melepaskan bahan semai dari unsur kimia yang mampu menjatuhkan hujan di luar area sirkuit.

"Sebelum mereka (awan-awan hujan) mendekat, kami cegat, kami jatuhkan hujannya di luar Mandalika. Ada awan tumbuh baru, segera kami terbang dan jatuhkan kembali. Begitu seterusnya," jelas dia.

Dia mengatakan upaya tersebut dibuktikan dari konsentrasi hujan pada 18 dan 19 Maret yang mampu dieliminasi dari Mandalika ke perairan selatan Pulau Lombok. Namun, sambung Budi, ada tantangan terberat menuju klimaks perhelatan Moto GP, Minggu (20/3) sore, yakni embusan angin yang berubah arah.

(aik/gbr)

Sumber

No comments:

Powered by Blogger.