Peran Pemuda Kalsel dalam Menyambut IKN Baru
Kita ketahui bersama bahwa tepat pada tahun 2019 lalu presiden Joko Widodo mengumumkan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Ini tentunya menjadi kabar gembira bagi kita semua masyarakat Kalimantan pada umumnya, termasuk Kalimantan Selatan (Kalsel).
Pemindahan IKN tentunya akan membawa dampak yang signifikan tehadap pemerataan pembangunan nasisonal. Sehingga tidak ada lagi istilah sentralistik pembangunan yang kerap dipersoalkan selama ini misalnya pembangunan yang trennya lebih tinggi hanya di Jawa. Tentu dengan pemindahan IKN ini pembangunan di berbagai sektor akan lebih terasa di kawasan Timur Indonesia. Termasuk tentunya adalah wilayah Kalsel yang digadang-gadang menjadi gerbang utama IKN Nusantara.
Dengan luasan lahan yang kemudian telah disiapkan oleh pemerintah pusat untuk wilayah IKN seluas 180.000 Ha dan anggaran yang kemudian akan digelontorkan kurang lebih Rp460 triliun untuk membangun IKN. Dengan melihat itu pemerintah hari ini artinya serius untuk memindahkan IKN ke sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara tersebut. Ditambah lagi secara simbolis bersama 33 gubernur se-Indonesia Jokowi ke depan juga akan hadir 2–3 juta orang yang akan hadir atau bahkan lebih yang akan bermigrasi ke Kalimantan Timur khususnya Kutai Kartanegara seiring dengan berpindahnya Ibu Kota ke Kalimantan Timur.
Hal ini tentunya juga menjadi tantangan bagi masyarakat asli Kaltim maupun Kalsel sebagai gerbang IKN baru. Apakah kemudian sudah siap menyambut IKN dan bersaing dengan jutaan orang yang akan bermigrasi ke sekitaran IKN Baru. Mulai dari orang yang memiliki skill hingga yang non skill pun akan pindah ke Ibu Kota Negara, ibarat layaknya mata air di mana ada mata air pasti di situ semua orang akan menuju dan mendatangi, itulah Ibu Kota Negara.
Di sinilah kemudian peran pemuda Kalsel dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia, pemuda harus menjadi penggerak atau role model pembangunan Sumber Daya Manusia. Pemuda harus mengambil peran lebih dalam berbagai macam dinamika yang ada hari ini khususnya dalam menyambut pembangunan IKN. Peran pemuda Kalsel menjadi sangat diharapkan dalam hal menyambut IKN Nusantara. Tentunya peran ini dapat terpatri pemuda secara personal maupun secara kelembagaan.
Penulis mencoba menggambar sejumlah peran penting yang mesti dilakukan oleh pemuda Kalsel. Pertama, pemuda Kalsel harus meng-upgrade diri. Maksud penulis di sini adalah agar pemuda Kalsel tidak kalah bersaing dengan pemuda luar yang mungkin akan berekspansi atau diekspansi di wilayah sekitar IKN Nusantara, termasuk Kalsel. Oleh karena itu, untuk tidak tersingkir di rumah sendiri pemuda Kalsel harus mempersiapkan diri dengan meng-upgrade pengetahuan dan keterampilan.
Pengatahuan pemuda Kalsel tidak sebatas pengatahuan berbasis lokal atau nasional, tapi naik level sampai ranah internasional. Selain itu, kemampuan berbahasa asing para pemuda Kalsel juga mesti harus dikuatkan. Karena sebagai gerbang, Kalsel akan menjadi gambaran awal para tamu luar daerah atau luar negeri, dalam menilai kapasitas pemuda di sekitar wilayah IKN Nusantara.
Kedua, pemuda Kalsel mesti mendorong dan mengawal program pemerintah daerah Kalsel dalam menyambut IKN Nusantara. Hal ini dimaksudkan agar kesiapan menyambut IKN Nusantara tidak hanya dari satu pihak, tapi semua pihak. Pemda mesti juga menyiapkan beragam program, terutama program pembangunan SDM yang berkualitas dalam menyambut IKN Nusantara. Di sinilah letak peran pemuda dalam mendorong pemerintah menyusun program berkenaan dengan hal tersebut dan memastikan program tersebut terealisasi dengan baik. Pemuda juga dapat menjadi mitra strategis dalam hal ini. Maka dari itu, posisi pemuda Kalsel terhadap pemerintah daerah tidak hanya sebatas sebagai mitra kritis, tetapi juga mitra strategis pemerintah.
Ketiga, pemuda Kalsel memastikan agar pemerintah pusat menyediakan akses bagi putra daerah sekitar IKN Nusantara untuk turut berkontribusi dalam proses pembangunan IKN Nusantara serta diberikan akses untuk mengisi peluang pekerjaan ketika pemerintahan pusat mulai dijalankan di IKN Baru. Jangan sampai peluang kerja yang mestinya dapat diisi oleh orang lokal, malah diserahkan kepada orang luar, apalagi sampai orang dari negara lain. Tentunya ini mesti diperhatikan oleh para pemuda Kalimantan, termasuk Kalsel untuk memastikan masyarakat lokal mendapat akses utama dalam memanfaat peluang kerja di IKN baru dengan tetap mempertimbangkan sisi profesionalitas.
Keempat, mengawal proses pembangunan yang ramah lingkungan. Pemuda mesti ambil peran dalam proses pembangunan yang memerhatikan sisi dampak lingkungan. Posisi IKN Nusantara yang berada di wilayah pegunungan dengan lingkungan yang masih begitu asri tentu sangat berpotensi memunculkan dampak kerusakan lingkungan. Jangan sampai pembangunan IKN Nusantara tidak memperhatikan dampak lingkungan ini. Karena percuma punya IKN baru dengan peluang dampak positif pembangunan yang banyak, namun ternyata tidak memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup yang baik yang menjadi penentu manfaat pembangunan tersebut dapat dinikmati dalam jangka yang panjang.
Hal tersebutlah yang kiranya menurut penulis yang dapat dilakukan pemuda Kalsel. Sebagai penyangga dan gerbang IKN Nusantara. Tentu masih banyak peran lain yang dapat dilakukan oleh kita semua. Dan peran tersebut dapat selalu berkembang seiring berjalannya waktu.
Kita yakin dan percaya bahwa pemuda hari ini sampai pada puncak pembangunan IKN 2045, yang hari ini dinamakan pemuda merekalah yang nantinya pada tahun 2045 akan berperan lebih besar dalam proses pemerintahan maupun dinamika sosial, politik dan ekonomi yang ada di sekitaran IKN. Yang menjadi pertanyaan kita semua apakah kita sudah siap untuk bergerak dan keluar dari zona nyaman sehingga kita bisa lebih siap menyambut pemindahan IKN khususnya bagi pemuda dan masyarakat Kutai Kartanegara?
Tentu ini juga menjadi PR bagi kita semua, kapasitas dan kapabilitas pemuda harus terus di-upgrade dan ditingkatkan. Tidak hanya kemampuan akademis di sekolah maupun di kampus, tetapi juga kemampuan non akademis semisal kemampuan Bahasa Inggris, Komputer dan lain sebagainya yang tidak kita dapatkan secara maksimal di bangku pendidikan.
Inilah yang kemudian harus kita siapkan bersama, bekerja sama dengan seluruh stakeholder yang ada khususnya pemerintah daerah Kutai Kartanegara untuk sama–sama merumuskan skema dan grand desain dalam penyiapan Sumber Daya Manusia yang unggul dalam menyiapkan pemuda dan masyarakat Kalsel dalam menyambut pemindahan Ibu Kota Negara yang baru. Sehingga pemuda Kalsel yang ada hari ini tidak Shock Culture ketika Ibu Kota Negara Baru nanti sudah running atau berjalan.
Yang kemudian kita khawatirkan hari ini adalah pemuda kita agak cuek dengan pemindahan IKN, tidak mempersiapkan diri, tidak mengupgrade diri sehingga ketika IKN sudah siap kemudian kita memaksanakan diri untuk masuk di IKN. Untuk membuka jejaring di sana kemudian kita tidak bisa bersaing, tidak bisa survive dengan pendatang yang mungkin notabene skillnya mungkin berada di atas kita. Inilah yang kemudian harus kita antisipasi.
No comments: