Breaking News

Ekonomi RI Tumbuh 5% di Atas Negara Maju

 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan resep pertumbuhan ekonomi Indonesia terus terjaga di level 5% hingga saat ini. Saat ekonomi global terus melemah, Airlangga yakin pertumbuhan ekonomi domestik dipastikan masih akan naik hingga 2024.

Selama delapan kuartal beruntun, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus terjaga di level kisaran 5%, dimulai dari kuartal IV-2021 sebesar 5,03%, kuartal I-2022 sampai kuartal IV-2022 masing-masing sebesar 5,02%, 5,46%, 5,73%, dan 5,01%, sampai kuartal I-2023 sebesar 5,04%, kuartal II-2023 naik jadi 5,17%, dan kuartal III-2023 turun sedikit ke level 4,94%.

 


Airlangga pun masih optimistis pada keseluruhan tahun ini, ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5% dan pada 2024 tumbuh 5,2% di tengah berbagai downside risks yang dihadapi.

 

"Di tengah ketidakpastian global, fundamental ekonomi Indonesia masih tetap terjaga. Ekonomi Indonesia tumbuh stabil di kisaran 5% dan berada di atas pertumbuhan kawasan negara maju dan negara berkembang," kata Airlangga dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

 

Selain pertumbuhan ekonomi yang terjaga stabil, Airlangga mengatakan, tingkat inflasi juga masih terus terkendali. Tekanan inflasi tercatat terus turun dari Januari 2023 sebesar 5,28%, lalu ke level 4% pada Mei 2023, dan menjadi hanya 2,86% pada November 2023.

 

"Indonesia merupakan salah satu negara yang sudah berhasil mengembalikan inflasi ke target sasaran," tegas Airlangga.

 

Dari sisi kesehatan fiskal, rasio tingkat utang pemerintah terhadap produk domestik bruto pun ia ingatkan masih terus pada level yang aman sebesar 38,11% pada Desember 2023. Besaran rasio utang itu pun ia tekankan di bawah ambang batas maksimal 60% yang ditetapkan dalam UU Keuangan Negara.

 

"Rasio utang pemerintah juga berada dalam level yang aman. Pertumbuhan ekonomi adalah pendakian gunung, sedangkan inflasi yang terkendali merupakan awan teduh bagi pendaki," tuturnya.

 

Airlangga mengungkapkan, capaian ini merupakan hasil arahan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan kolaborasi yang sinergis antara sektor fiskal, moneter, dan riil serta dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia.

 

"Kebijakan fiskal dalam hal ini memiliki peran penting sebagai shock absorber yang responsif menghadapi dinamika perekonomian. Kebijakan moneter juga berperan strategis menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tutur Airlangga.

 

Dengan kemampuan menjaga stabilitas ekonomi itu, di level internasional pun Indonesia masih mampu menunjukkan kapasitasnya, Airlangga mengingatkan, menjelang akhir tahun ini Indonesia berhasil menyukseskan keketuaan ASEAN dan menghasilkan komitmen kesepakatan serta aksi nyata, termasuk perjanjian kawasan terkait framework kerja sama ekonomi digital yang pertama di dunia.

 

 

Sumber cnbcindonesia.com


No comments:

Powered by Blogger.