Breaking News

Presiden Jokowi Serius Perangi Terorisme dan Radikalisme



Presiden Joko Widodo memastikan bahwa di periode kedua pemerintahannya akan serius memerangi radikalisme dan terorisme.
Hal itu disampaikan Kantor Staf Presiden (KSP) melalui Deputi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi KSP Eko Sulistyo.
Eko menyampaikan bahwa Presiden Jokowi menilai dua hal itu menghambat kemajuan Indonesia.
“Presiden sudah memastikan di periode kedua pemerintahannya akan concern dalam upaya memerangi terorisme,” kata Eko Sulistyo dilansir dari Medcom.id di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 1 Agustus 2019.
Sebelumnya dalam pidato visi Indonesia, Jokowi menekankan seluruh programnya tidak akan terlaksana maksimal ketika empat pilar bangsa yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, dirusak radikalisme.
“Artinya kegiatan-kegiatan salah satunya terorisme yang akan mendelegitimasi keberadaan NKRI akan jadi musuh bersama,” jelas Eko.
Jokowi juga menyebut terorisme adalah kejahatan transinternasional. Artinya, kata Eko, kejahatan tersebut tidak mengenal lintas batas dan bisa dilakukan siapa saja. Ia mencontohkan warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Filipina Selatan.
Insiden itu tak merusak kerja sama Indonesia dan Filipina. Kedua negara justru semakin kompak memerangi terorisme.
Pemerintah, lanjut Eko, juga telah membuat kesepakatan yang bersifat bilateral maupun multilateral. Dia mencontohkan saat Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-34 di Thailand pada Juni 2019.
“Presiden menyampaikan pentingnya menjaga kawasan tidak cuma di Indo-Pasifik dan menjalin kerja sama memerangi terorisme,” ujarnya.
Untuk itu masyarakat bersama Pemerintah perlu bersinergi dalam memerangi terorisme yang telah menghambat kemajuan Indonesia.




No comments:

Powered by Blogger.