Breaking News

Isu Mahasiswa Peserta Aksi Meninggal Dunia di Bogor Hoaks

Isu Mahasiswa Peserta Aksi Meninggal Dunia di Bogor Hoaks
Kepolisian Republik Indonesia kembali menemukan berita hoaks yang disebar di tengah masyarakat. Informasi bohong itu terkait mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa di Bogor pada Jumat (20/9) lalu.
Dikabarkan dalam sebuah foto seorang pemuda tewas mengalami penganiayaan oleh aparat kepolisian.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan keterangan gambar tersebut adalah berita bohong. Gambar tersebut merupakan satu peristiwa yang terjadi di Nusa Tenggara Barat.
Pria dalam foto itu diketahui bernama ZA dan merupakan pelanggar lalu lintas. ZA pun dipukuli oleh oknum kepolisian dan berujung tewas. Namun oknum kepolisian itu telah ditindak oleh Propam Polda NTB.
Yang memviralkan demo Bogor ada korban meninggal dunia akibat dipukul oleh polisi, itu padahal berita hoaks. Yang kejadian itu ada kejadian masyarakat di NTB, pelanggar lalu lintas yang ada oknum anggota kepolisian melakukan tindakan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan itu sudah ditindak oleh Propam Polda NTB secara tegas oknum kejadian tersebut,” ungkap Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (24/9).
Saat ini lanjut Dedi menjelaskan, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim dan Polda Jawa Barat sedang menyelidiki penyebar hoaks tersebut.
Oleh karena itu diharapkan agar masyarakat tidak terprovokasi konten di dunia maya yang belum tentu kebenarannya. Masyarakat juga diharapkan bijak menggunakan media sosial dengan tidak ikut menyebarkan konten yang belum tentu kebenarannya yang hanya akan memperkeruh situasi.
Karena sama-sama jangan terprovokasi, apalagi oleh sebaran-sebaran berita hoaks. Contoh kejadian di Bogor, sebar berita hoaks ini sedang didalami oleh jajaran siber Polda Jabar,” jelas dia.
Sebelumnya aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Pakuan di sekitar Terminal Baranangsiang, Bogor, Jawa Barat berakhir ricuh pada Jumat (20/9). Selain itu beredar pula video puluhan polisi mengepung dan memukuli mahasiswa yang melakukan demonstrasi menolak pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh pemerintah dan DPR yang kemudian viral.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Bogor Komisaris Besar Hendri Fiuser membantah bahwa pemukulan tersebut dilakukan dengan sengaja.
Menurut Hendri, kericuhan muncul setelah mahasiswa membubarkan diri dan mencoba menutup akses jalan tol dari Jakarta menuju Bogor.
Saat pulang kami kawal, nah di situ muncul masalah karena mahasiswa berusaha menutup jalan tol dari Jakarta menuju Bogor, ke arah Terminal Baranangsiang,” kata Hendri seperti dilansir CNNIndonesia.com, Sabtu (21/9).




No comments:

Powered by Blogger.