Polri-TNI Bersatu Jaga Papua Tetap Kondusif Usai Penusukan di Wamena
Pasca penusukan warga Toraja pada Sabtu, 12 Oktober 2019 malam, Polri Dan TNI bersatu jaga Papua kondusif.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan Pangdam 17 Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab, Minggu, 13 Oktober 2019 pagi tiba di Wamena setelah peristiwa penusukan itu.
Kapolda dan Pangdam menyatakan pelaku memanfaatkan situasi dan tempat yang tak dijaga aparat.
Pelaku juga ingin menganggu suasana yang sudah kondusif. Karena itu, petugas akan melakukan evaluasi dan sejumlah operasi termasuk mengambil tindakan tegas.
“Kami akan melakukan upaya-upaya membarrier, melakukan patroli-patroli yang sungguh-sungguh, sehingga terpadu, kemudian juga melakukan razia-razia terhadap pihak-pihak yang membawa senjata tajam dan lain sebagainya,” kata Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw.
Senada dengan Kapolda, Pangdam mengatakan, tetap komit melakukan tindakan tegas jika situasi tidak kondusif.
“Kita sudah komitmen juga bahwa kita tegas, tidak ada lagi kita melaksanakan tindakan-tindakan preventif. Tapi kalau ada kejadian yang kita hadapi, kita akan represif supaya situasi ini makin kondusif,” ucap Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab.
Sementara itu, Polda Papua mengirimkan tim untuk membantu Polres Jayawijaya untuk mengungkap pelaku penikaman di Wamena. Tim dipimpin direktur reserse kriminal umum Polda Papua.
Diduga pelaku penusukan merupakan bagian dari kelompok yang membakar ruko-ruko di sekitar Kampung Woma pada kerusuhan 23 Sepember lalu.
Sementara, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Eko Daryanto menyayangkan tudingan atau pernyataan sepihak yang dilakukan dan diberitakan oleh sejumlah media daring terkait penembakan yang terjadi di Distrik Nduga, Kabupaten Nduga.
Menurutnya, untuk membuktikan perlu adan ya fakta-fakta dan data forensik maupun hasil otopsi korban.
“Jadi tudingan tersebut sangat tidak berdasar dan belum pasti kebenarannya,” katanya di Kota Jayapura, Papua.
No comments: