Breaking News

Startup Papua “Kitong Bisa” Sambut Hadirnya Tol Langit


Startup asal Papua “Kitong Bisa” mengapresiasi beroperasinya Palapa Ring yang biasa disebut tol langit oleh Presiden Joko Widodo. Palapa Ring kini telah tersedia di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia.
CEO KitongBisa.com, Billy Mambrasar mengatakan, dengan adanya Palapa Ring akses internet akan cepat, tentu akan makin memudahkan kita mengakses pasar global dan menangkap peluang dengan lebih baik.
“Generasi muda Papua dapat memanfaatkan akses internet dengan maksimal dan mengembangkan ekonomi digital,” ujarnya dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema Menghitung Dampak Palapa Ring, di Ruang Serba Guna Kementerian  Kominfo Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Menurutnya, dengan adanya Palapa Ring ini tentu juga akan berdampak positif bagi generasi muda di Indonesia, dalam hal ini khususnya di Papua.
Startup berbasis sociopreneurship, Kitong Bisa menggalakan pertumbuhan perusahaan rintisan di Papua melalui proses bootcamp atau pelatihan muda-mudi untuk berinovasi. Sebelumnya dari pelatihan tersebut, lahir lima unit usaha dari 100 pendaftar sebelum Palapa Ring resmi mengudara.
Dari 100 orang di training, Billy mengatakan ada lima orang saja yang bisnisnya jalan. Menurutnya perjalanannya cukup panjang.
“Saya dari kecil sudah diajarkan entrepreneurship, jualan kue dan lain sebagainya. Akhirnya setelah menyelesaikan pendidikan, saya tergerak untuk menularkan kepada generasi muda di Papua agar mengubah pola pikirnya untuk bisa jadi entrepreneurship juga,” katanya.
Billy akhirnya memutuskan membuat pergerakan kitong bisa, sebagai pusat pembelajaran di Papua yang bertujuan untuk menginspirasi generasi muda Papua untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, menjadi sukses dan keluar dari garis kemiskinan. Terutama bagi para perempuan dan lulusan sekolah menengah dan kejuruan.
Adapun visi dari Kitong Bisa ialah menanamkan pola pikir kewirausahaan sedini mungkin. Untuk itu Kitong Bisa membuka pusat pembelajaran di berbagai tempat untuk mengajarkan keterampilan dan kewirausahaan secara informal.
“Jadi sejak usia dini, kita lebih fokus pada perubahan perilaku. Setelah mereka mencapai sekolah menengah, mereka belajar bagaimana keterampilan aktual seorang wirausahawan,” jelas Billy.




No comments:

Powered by Blogger.