Breaking News

Rombak Total BUMN Presiden Jokowi Ingin Semua Aset BUMN Produktif


Dari 142 jumlah BUMN saat iniyang menghasilkan pemasukan kepada negara ternyata hanya 15 perusahaan yang menyumbangkan pendapatan sebesar Rp210 triliun bagi negara pada tahun ini. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Senayan, Jakarta, Senin (2/12).
Untuk modal berbentuk penyertaan modal negara (PMN) saja misalnya, selama empat tahun terakhir pemerintah sudah menggelontorkan anggaran sebesar Rp105,5 triliun untuk BUMN.
Presiden Jokowi pun telah memberi perhatian khusus terkait kinerja BUMN tersebut dan mendukung perombakan jajaran direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir belakangan ini.
Jokowi tak memungkiri bahwa pengelolaan dan manajemen di sejumlah perusahaan pelat merah harus diperbaiki.
“Saya ingin pengelolaan di BUMN diperbaiki, baik perombakan total, maupun manajemen yang ada,” tegas Jokowi, Senin (2/12/2019).
Jokowi mengemukakan, perbaikan tata kelola perusahaan pelat merah memang mendesak untuk dilakukan, agar perusahaan negara bisa lebih berdaya saing dan produktif di masa depan.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo pada era Kabinet Indonesia Maju memang melakukan banyak perombakan di tubuh BUMN.
Perombakan salah satunya dilakukan pada pucuk pimpinan di Kementerian BUMN. Perombakan dilakukan dengan menambah dua posisi wakil menteri.
Dengan perombakan tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir memiliki dua pembantu dalam mengurusi perusahaan pelat merah. Selain merombak pucuk pimpinan Kementerian BUMN, perombakan juga dilakukan pada tubuh direksi beberapa BUMN.
Jokowi mengemukakan, perbaikan tata kelola perusahaan pelat merah memang mendesak untuk dilakukan, agar perusahaan negara bisa lebih berdaya saing dan produktif di masa depan.
“Semua aset yang dimiliki BUMN harus produktif, jangan sampai ada aset yang tidak produktif, sehingga mengurangi produktivitas yang ada di manajemen yang ada,” tegasnya.
Sebagai informasi, kekhwatiran Jokowi terhadap kinerja perusahaan pelat merah dapat dimaklumi. Pasalnya, sampai saat ini masih ada sejumlah BUMN yang mampu berkontribusi bagi negara.






No comments:

Powered by Blogger.