Bahaya Berita Hoax Covid-19 Yang Bisa Menghancurkan Hidupmu
Penyebaran Virus Corona alias Covid-19 kian meluas, turut pula diiringi oleh penyebaran berita tak berasal jelas (hoax) yang memasuki linimasa warga +62. Ujarannya beragam, mulai dari unggahan netizen yang mengatakan bahwa sudah ada warga di Makassar yang positif Corona hingga Corona dapat menyebar melalui udara yang menganggu kewarasan media publik.
Tidak hanya fisik dan rohani saja yabg harus menyandang kewarasan. Aktivitas kita sehari-hari juga perlu sehat dan terhindar dari perilaku menyimpang. Begitupun dengan media publik, waras bermedia menjadi suatu unsur yang harus dipenuhi. Kegagalan menerima dan memproses informasi dari berbagai linimasa sangat rentan menyalurkan kesesatan sehingga mental pengguna dapat dipengaruhinya.
Kewarasan media publik adalah pertanda sehatnya suatu masyarakat. Masyarakat yang waras tergantung pada individu-individu yang waras. Waras dimaksud di sini adalah kemauan menjaga persatuan, persaudaraan, perdamaian, keutuhan Negara, keberagaman, dan segala hal positif lainnya. Dan ternyata menurut survei terakhir, pengguna internet dan media sosial kebanyakan adalah para milenial.
Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa, 25 juta atau sekitar 80% dari pengguna internet adalah kalangan milenial, kelahiran 90an, dan 80an. Dengan demikian bisa disimpulkan, bahwa sehat dan warasnya ruang publik, tergantung pada individu-individu milenial. Bila nilai-nilai positif yang disuarakan di ruang publik oleh milenial, maka perdamain dan kesatuan yang akan terjadi. Tapi jika sebaliknya, ruang publik dipenuhi dengan ujaran kebencian, hoax, rasisme, dan intoleransi, maka kegaduhan yang akan terjadi.
Bahaya Hoax Bisa Membunuh Manusia
Bertebarannya berita hoax yang akhir-akhir ini semakin populer dengan memanfaatkan wabah Corona Virus yang juga makin meningkat. Terhitung pada 1 April 2020 jumlah berita hoax mencapai 405 kasus. Angka ini akan terus melonjak jika tidak adanya kesadaran masyarakat. Masyarakat harus paham jika hoax dapat membunuh. Berikut dampak hoax jika terus dibiarkan,
- Hoax dapat membunuh karakter manusia. Pada hoax terdapat manipulasi dan kecurangan yang dapat menjatuhkan manusia itu sendiri. Jangka waktu yang lama, tanpa disadari mental masyarakat akan terbentuk kearah pemahaman hoax. Gampang sekali percaya dengan berita-berita hoax yang dikemas sedemikian rupa, seolah memakai kacamata kuda tanpa hiraukan pembanding atau klarifikasi berita/informasi.
- Berita bohong memicu kepanikan publik. Pikiran masyarakat tiba-tiba menjadi imajiner membayangkan keadaan mengerikan tanpa memikirkan kepentingan orang lain. Seperti contohnya, isu lockdown yang membuat harga di pasaran meningkat tajam. Orang kaya mungkin tidak begitu keberatan dengan keadaan ini, tapi masyarakat menengah ke bawah sangat kesulitan menghadapi situasi sulit ini.
- Hoax merupakan penipuan publik. Jika awal 2000an kita mengenal Mama minta pulsa, hari ini bentuk penipuan hoax lebih terstruktur. Seakan hoax mempengaruhi keseluruhan sektor kehidupan, sehingga orang tidak sempat klarifikasi terhadap kebenarannya.
Hoax atau berita bohong adalah hal yang dapat membunuh. Suatu hal yang wajar jika hoax tidak bisa kita diterima dan harus dibunuh sesegera mungkin sebelum dia membunuh kita.
Jika dokter dan para tenaga medis saat ini berada di garda terdepan dalam menangani para pasien Covid-19, maka sebaiknya para insan warganet juga bisa memberikan informasi yang edukatif seputar pemberitaan mengenai Corona ini. Kehati-hatian menerima dan memberikan informasi sangat diperlukan guna menjaga kehidupan sesama.
Inilah wujud solidaritas. Ketika semua level dan lini bisa saling bersinergi bersama dan terlibat aktif dalam melawan virus, tidak dengan sibuk menyalahkan sana-sini tanpa memberikan solusi. Mari merawat optimisme dengan musnahkan hoax Covid-19 yang menghambat penyelesaian pandemi Covid-19.
No comments: