Breaking News

Didukung Pusat, Gugus Tugas Yakin Pemprov Jatim Mampu Atasi Penambahan Kasus Baru


Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama dengan komponen masyarakat serta unsur aparat keamanan yang ada akan dengan cepat mengatasi masalah penambahan kasus baru Covid-19.
Ungkapan keyakinan ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 usai mengikuti Rapat Terbatas, Rabu (27/5).
Lebih lanjut, Ketua Gugus Tugas jelaskan bahwa Jawa Timur ini termasuk daerah yang potensi dari klaster-klaster tertentu sangat tinggi, antara lain dari Gowa, kemudian jemaah tablig, termasuk juga yang berasal dari dalam yaitu pesantren Temboro dan pabrik Sampoerna.
“Dan ini kita optimalkan, bagaimana supaya kontak erat yang terjadi antara masyarakat dengan komunitas yang positif Covid-19 ini, bisa segera dilakukan pelacakan,” ujar Doni.
Hal ini, menurut Ketua Gugus Tugas, menjadi prioritas Pemerintah Jawa Timur dan juga kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur dan Gubernur sangat-sangat ulet untuk melakukan upaya-upaya memutus mata rantai penularan.
Soal ketersediaan fasilitas termasuk yang dibantu oleh Pemerintah Pusat, Ketua Gugus Tugas sampaikan telah mengirimkan 3 unit selain 2 mobil mobile PCR yang masing-masing berkapasitas 4 mesin di dalam kendaraan, artinya setiap mobil bisa menghasilkan 800 pemeriksaan spesimen.
“Kemudian ada 3 yang stasioner masing-masing sudah tiba di rumah sakit dokter Soetomo, kemudian BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) Surabaya, serta satu lagi di Tulungagung, mudah-mudahan juga sudah sampai hari ini atau Selasa (26/5), ” imbuh Ketua Gugus Tugas.
Lebih lanjut, Doni menjelaskan bahwa ada 3 unit rumah sakit lapangan yang berupa tenda dengan fasilitas AC dan pendukung lainnya.
“Kemudian juga Pemerintah, dalam hal ini gugus tugas, telah menyalurkan dana operasional untuk rumah sakit lapangan sebesar Rp10 miliar. Jadi itu yang telah dilakukan untuk mendukung Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” ungkap Ketua Gugus Tugas.
Terkait penerapan aturan, Ketua Gugus Tugas menyampaikan bahwa Panglima TNI sudah menjelaskan kepada Bapak Presiden di hadapan para Menteri dan Wakil Presiden ada tahapan-tahapan mulai dari pemeriksaan awal diukur temperatur tubuhnya, apabila melampaui 37,5 derajat celcius, maka yang bersangkutan diharapkan tidak masuk ke suatu tempat yang menjadi kawasan tempat yang dilonggarkan.
“Memang potensi-potensi ini kemungkinan besar akan timbul, tetapi tadi Panglima TNI mengatakan lebih menekankan kepada pendekatan persuasif, pendekatan komunikatif, termasuk juga dari aparat kepolisian,” jelas Doni.
Ia juga lebih mengharapkan masyarakat memiliki disiplin pribadi yang lebih tinggi, termasuk juga adanya kesadaran kolektif.
Gugus Tugas, sambung Doni, sejak dari awal menyampaikan pola dalam menghadapi Covid-19 ini dengan metode kolaborasi pentahelix berbasis komunitas, dimana ujung tombaknya adalah warga dan masyarakat.
“Kemudian ketika masyarakat yang tadi katakanlah ngeyel atau tidak mau, maka aparat keamanan akan menyerahkan kepada sekuriti, sekuriti apakah itu di pasar atau di tempat-tempat tertentu,” tandas Doni.
Jadi, Ketua Gugus Tugas sangat yakin dan optimis bahwa ketegangan tidak terjadi dan seluruhnya bisa sabar, menahan diri, dan jangan gara-gara persoalan sepele lantas menimbulkan ketegangan.
“Mari kita tunjukkan bahwa bangsa kita bangsa yang besar, bangsa yang menghargai aturan dan masyarakat seluruhnya bersatu padu dalam mengatasi Covid-19 ini,” ungkap Doni.
Pada kesempatan itu, Ketua Gugus Tugas juga sangat mengharapkan adanya patriot-patriot di tengah masyarakat yang berani menyampaikan pesan kepada kawasan atau komunitasnya untuk mematuhi.
Kalau ada antrean, Doni tegaskan lebih baik menghindar supaya tidak masuk dalam kerumunan, karena bisa menjadi korban terpapar atau mungkin di antara bisa menulari orang lain sehingga satu sama lainnya harus saling mengingatkan.
Upaya lain menurunkan kasus di setiap daerah, menurut Doni, tentunya tidak terlepas dari kerja keras dari seluruh komponen yang ada.
“Dan kami dari gugus tugas berharap kerja sama komponen masyarakat yang ada di daerah ini dioptimalkan sampai dengan tingkat yang paling rendah yaitu RT/RW,” tandas ketua Gugus Tugas.
Menurut Doni, kalau RT/RW dan tokoh-tokoh lokal bisa melakukan berbagai langkah, Ia yakin akan sangat efektif, termasuk juga kehadiran sejumlah unsur TNI dan Polri yang biasanya itu sangat dihargai oleh masyarakat.
“Contoh misalnya Jawa Timur lazimnya adalah korps marinir, dan mudah-mudahan kehadiran mereka di daerah, itu bisa membangkitkan semangat masyarakat untuk patuh pada protokol kesehatan,” terang Ketua Gugus Tugas.
Protokol-protokol lainnya, menurut Doni, sesuai bidang masing-masing sedang disusun oleh kementerian terkait.
“Sekolah nanti akan diatur oleh Mendikbud, tadi sudah laporkan kepada Bapak Presiden. Kemudian moda transportasi akan diatur oleh Menteri Perhubungan. Kemudian juga tadi untuk tempat atau rumah ibadah sudah disampaikan oleh Menteri Agama,” ungkapnya.
Pada bagian akhir jawaban, Ketua Gugus Tugas menyampaikan untuk optimis karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang kokoh, bangsa yang kuat, bangsa yang modal sosialnya sangat tinggi, dan ini menjadi salah satu kekuatan.
Oleh karenanya, Ketua Gugus Tugas juga berharap teman-teman media untuk bisa mengajak masyarakat agar patuh kepada protokol tetap waspada, tidak boleh kendor, tidak boleh lengah, pakai masker, jaga jarak, sering cuci tangan, dan jangan menyentuh bagian sensitif dari wajah supaya tidak gampang tertular.
“Kalau ini terus kita kumandangkan maka bangsa kita akan bisa lebih cepat mengatasi Covid-19 ini,” pungkas Ketua Gugus Tugas.

No comments:

Powered by Blogger.