Breaking News

GPI Duga Aksi 11 April Disetir Aktor Intelektual

Aksi mahasiswa tergabung dari BEM Seluruh Indonesia (SI) di Patung Kuda, Jakarta, Senin (28/3). BEM SI mendesak Presiden Jokowi bersikap tegas memberi pernyataan sikap menolak terhadap penundaan pemilu 2024 hingga mengusut mafia bahan pokok minyak goreng. (Foto: Akbar Surya Ramanda/Magang Foto RM)


Ketua Umum Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Islam (PW GPI Jakarta Raya) Frans Souwakil menilai, rencana aksi mahasiswa yang akan digelar 11 April 2022 di depan Istana Negara ada aktor intelektualnya. Aktor ini yang mendanai dan menggerakkan aksi tersebut.

"Ini dapat dilihat dari tuntutan mahasiswa yang sarat nuansa politis. Ending-nya mendesak Presiden Jokowi mundur sebelum akhir masa periodesasinya," kata dia, lewat keterangan persnya, Jumay (8/4).

Ditegaskan Frans, jangan sampai mahasiswa terprovokasi gerakan yang dibangun atas dasar kepentingan politik demi melanjutkan misinya untuk menumbangkan Presiden Jokowi.

"Saya menduga ada aktor intelektualnya yang mendanai dan menggerakkan gerakan tersebut. Sayang gerakan mahasiswa yang bertujuan menyuarakan kepentingan rakyat malah dipolitisasi dengan gerakan tambahan yang bernuansa politis," tuturnya.

Upaya menjatuhkan rezim, menurut dia, bukan menjadi solusi mengatasi krisis ekonomi dan masalah bangsa yang dialami Indonesia hari ini. Justru sebaliknya, akan sangat memperparah keadaan.

"Sudah amat jelas dalam rapat kabinet Presiden Jokowi dengan tegas menegur para menterinya yang menyuarakan penundaan Pemilu dan juga wacana perpanjangan masa jabatan Presiden tiga periode," ingatnya.

Hal ini menandakan, wacana perpanjangan masa jabatan Presiden tiga periode dan isu penundaan Pemilu ini secara jelas bukan Keinginan Presiden.

Diketahui, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berencana menggelar unjuk rasa di Istana Negara 11 April 2022 dengan tuntutan menolak perpanjangan masa jabatan Presiden dan penundaan Pemilu 2024. 

 

No comments:

Powered by Blogger.