Breaking News

AKSI BRUTAL KKB Papua Bantai Pendeta Nduga Sisakan Luka Mendalam, Dikecam Tokoh Agama di Papua

 

Kebrutalan KKB Papua membantai pendeta di Nduga menyisakan luka mendalam, tokoh agama pun mengecam tindakan mereka.

Salah satu tokoh Papua, Ketua Klasis Kingmi Kenyam Zakeus Kogoya terang-terangan mengecam aksi keji KKB Papua.

Zakeus mengatakan, tidak ada agama yang mengajarkan untuk melakukan tindakan kekerasan apalagi sampai meninggalkan nyawa orang lain.



“Sodara kami yang merupakan seorang pendeta dan beberapa warga yang tidak bersalah menjadi korban kekerasan hingga nyawa mereka hilang begitu saja,” tandasnya, Jumat (29/7/2022), melansir dari tribaratanews.polri.go.id.



 

Lebih lanjut dikatakan, saat ini warga yang ada di Kabupaten Nduga masih trauma dengan apa yang mereka alami saat ini mendengar adanya korban meninggal dunia dengan jumlah yang tidak sedikit.

Ia berharap kejadian ini tidak terulang kembali.

“Dalam minggu ini saya akan menyurat kepada para jemaat untuk mari kita bersama-sama menbahas situasi yang saat ini kita alami.

Sehingga kita tidak terus dalam rasa ketakutan berkepanjangan dan kita dapat melakukan aktifitas secara tenang baik berkebun maupun aktifitas lainnya tanpa adanya rasa takut,” ucapnya.

Berikan kepercayaan kepada aparat keamanan TNI/Polri dalam menjaga Kamtibmas dan kami sebagai Tokoh Agama di Kabupaten Nduga mendukung dalam rangka menjaga situasi kamtibmas yang aman dan kondusif.


Sebelumnya, seorang pendeta bernama Eliaser Baner dan sembilan warga Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Papua dibantai oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.



Mereka ditembak mati. Sedangkan dua warga lainnya dikabarkan mengalami kritis dan sedang dirawat di rumah sakit.

Penembakan secara brutal pada Sabtu (16/7/2022) pagi itu diduga kuat pelakunya KKB Papua Nduga dan sudah berungkali terjadi.

Terkini, anggota Polres Nduga dengan perbantuan Satgas Damai Cartenz serta prajurit TNI masih mengejar para pelaku.



“Korban meninggal dunia maupun luka-luka sore ini akan dievakuasi oleh TNI-Polri ke Kabupaten Mimika. Kapolres Mimika juga telah menyiapkan ambulance untuk melakukan penjemputan,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal di Jayapura, Sabtu sore.

Para korban dievakuasi menggunakan helikopter milik Polri dan TNI Angkatan Udara, serta pesawat Rimbun Air.

Berikut identitas 10 korban meninggal dunia yang dihimpun Tribun-Papua.com (grup SURYA.co.id):

1. Yulius Watu, laki-laki, usia 23 tahun, swasta, suku NTT

2. Hubertus Goti, laki- laki, usia 23 tahun, swasta, suku NTT

3. Daeng Marannu, laki-Laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar

4. Taufah Amir, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar

5. Johan, laki-laki, usia 26 tahun, swasta, suku NTT, Kabupaten Manggarai

6. Alex, laki-laki, usia 45 tahun, swasta, suku Kei-Ambon

7. Eliaser Baner, Pendeta.

8. Nasjen, Laki-laki, usia 41 tahun, swasta, Sulawesi Selatan.

10. Yuda Gurusinga, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar.

 

Total ada 12 korban serangan KKB yang di duga dikomandoi Egianus Kogoya.

“Dari korban yang semula hanya berjumlah tujuh orang, saat ini menjadi 12 korban di mana 10 korban meninggal dunia," ungkapnya.

Kamal menuturkan, sembilan korban meninggal dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika.

Sementara satu jenazah lainnya diambil pihak keluarganya untuk dimakamkan di Distrik Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga.



"Adapun dua korban luka-luka juga dievakuasi ke Timika,” kata Kamal.



Belum diketahui ihwal dan motif penembakan hingga pembantaian tersebut.

Namun, Kamal menuturkan penyerangan bermula saat satu di antara korban yang merupakan pedagang kelontongan dan tujuh orang lainnya berada di dalam truk.

“Diketahui bahwa truk tersebut merupakan kendaraan pengangkut barang,” ujarnya.



Menurut Faizal, sebagian besar korban mengalami luka tembak dan sebagian luka benda tajam.

Mengenai pelaku, Faizal meyakini para pelaku adalah KKB pimpinan Egianus Kogoya.

"Kami sangat yakin ini kelompok Egianus," cetusnya.

Faizal menyebut akan ada satu tim yang dikirim untuk melakukan identifikasi di lokasi kejadian.

"Jarak TKP tidak terlalu jauh, tapi daerahnya itu daerah pinggir," ungkap Faizal.



No comments:

Powered by Blogger.