Breaking News

Upaya Pemerintah Jaga Pasokan Beras Agar Tak Langka di Pasaran

 


Pemerintah berupaya mengatasi berkurangnya pasokan beras di ritel hingga pasar tradisional. Stok beras saat ini, khususnya di ritel modern mulai mengalami kelangkaan.
Berdasarkan pantauan kumparan di Indomaret Tanjung Barat Lama, Selasa (14/2), rak yang seharusnya diisi produk beras nampak kosong. Hanya ada produk beras merah yang dibanderol seharga Rp 36.100.
Sementara di Alfamart Tanjung Barat Lama, tidak ada rak yang bertuliskan beras. Stok beras di ritel tersebut memang sedang kosong. Hal serupa juga terjadi di Superindo Pasar Rebo. Stok beras di sana menipis, hanya ada beras premium Thai Farmer 5 kg yang dibandrol senilai Rp 150.990 dan beras Cantik Manis kemasan 5 kg Rp 117.490.
Petugas kasir Superindo mengatakan stok beras memang sudah kosong sejak beberapa hari yang lalu. Dia juga tidak bisa memastikan kapan produk beras akan memenuhi kembali rak Superindo.
Kondisi tersebut membuat ritel modern juga membatasi pembelian beras premium maksimal 10 kg. Sementara itu, harga beras di pasar tradisional kini mencapai Rp 15.000 per liter.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan pemerintah sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi masalah kelangkaan beras.
Pemerintah akan mempercepat perluasan tanam supaya produksi beras meningkat. Upaya ini dibantu dengan mendukung sistem pengairan di sawah-sawah.
"Kami laporkan ke Bapak Presiden adalah kita bagaimana mengairi sawah-sawah di Pulau Jawa dan luar Jawa yang wilayah itu ada sungai, ada seperti Sungai Bengawan Solo, kita bisa pompa airnya naik ke petani, naik ke sawah digunakan oleh petani," ujar Amran usai ratas di Istana Negara, Selasa (13/2).
Selanjutnya, kata Amran, pemerintah juga memperluas lahan dengan memanfaatkan lahan-lahan rawa.
"Kemudian yang ketiga adalah kita memberikan insentif benih gratis kepada petani yang mau melakukan perluasan tanam. Contoh padi gogok," kata Amran.
Kemudian yang keempat adalah tambahan pupuk subsidi. "Tambahan dari Bapak Presiden, nilainya Rp 14 triliun," tuturnya.

No comments:

Powered by Blogger.