Breaking News

Empat Tahun, Jokowi Bangun 6.500 Pasar Tradisional


Meskipun dihujat oleh kubu oposisi, Presiden Joko Widodo terus bekerja dan memberikan hasil nyata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Salah satu contohnya adalah perhatian khusus kepada pasar tradisional. Dalam empat tahun terakhir, ribuan pasar telah dibangun dan direvitalisasi pemerintah.

Jokowi mengatakan, sejak menjadi Walikota Solo selama 8 tahun, dia membangun 29 pasar di kota tersebut.

Hal ini agar pasar di Solo bersih, tidak bau, dan lebih layak. “Itu kecintaan saya terhadap pasar rakyat. Bangun semuanya. Dari pasar yang becek, tidak teratur, tidak rapi, tidak ada tempat parkir, bau. Jadi pasar yang ada tempat parkirnya, pasar yang bersih, tertata, tidak bau.

Memang konsumen membeli atau menghendaki seperti itu,” ujar dia di Hotel Arya Duta, Rabu (12/12/2018). Demikian dilaporkan Liputan6 berjudul Alasan Pemerintah Bangun Ribuan Pasar Tradisional dalam 4 Tahun.

Selama empat tahun masa pemerintahan, terang Jokowi, ribuan pasar telah terbangun dan direvitalisasi. Pasar-pasar tersebut tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di desa dengan skala yang lebih kecil.

“Sekarang dalam empat tahun ini sampai 2017 sudah bangun 2.660 pasar di seluruh tanah air. Ditambah 2018 sekitar 1.500-an. Plus pasar di desa yang telah dibangun 6.500 pasar desa. Meski kecil-kecil tapi sangat bermanfaat bagi ekonomi di pedesaan,” kata dia.

Jokowi mengungkapkan, di tengah persaingan dengan pasar modern, pasar tradisional memang memerlukan perhatian dari pemerintah.

Dengan demikian, pasar tradisional bisa tetap eksis di tengah-tengah masyarakat.

“Kenapa pasar rakyat harus diberikan perhatian? Pasar tempat berkumpulnya produk-produk, hasil-hasil baik dari petani, nelayan, pengrajin semua berkumpul di situ. Kalau dari petani, kita tahu ada sayur mayur, dari pengrajin ada tempe tahu.

Dari peternak ada ayam sapi. Semuanya berkumpul di pasar rakyat,” tutur dia. Jokowi mengatakan, pasar rakyat perlu perhatian khusus sehingga tetap bertahan di tengah gempuran supermarket.

“Oleh sebab itu, pasar rakyat memang memerlukan perhatian khusus agar eksistensi pasar betul-betul tetap bisa survive di tengah hypermarket, supermarket, pasar modern yang hampir di semua kota ada,” ujar dia.

Jokowi menilai, revitalisasi pasar diperlukan lantaran pasar tradisional selama ini dikenal sebagai pasar yang tak nyaman dan tak teratur.

Karena itu, ia mendorong Asparindo untuk memperbaiki manajemen pasar lebih baik sehingga tak tertinggal dari pasar modern dan dapat
meningkatkan daya saing.

Tak hanya itu, perbaikan manajemen pasar rakyat diperlukan agar pasar tradisional dapat bertahan di tengah-tengah tumbuhnya pasar modern.

Ia juga yakin, jika dikembangkan dengan baik, maka pasar tradisional dapat bersaing.

Ia pun menyebutkan revitalisasi pasar ini menjadi tugas pemerintah serta BUMD, dan juga pihak swasta. Jokowi juga mengaku telah terjun ke berbagai pasar untuk mengetahui kondisi harga kebutuhan pokok serta membandingkannya dari satu daerah ke daerah lainnya.

“Saya senang membandingkan, 1,5 bulan lalu saya masuk ke pasar di Bogor. Beli bayam Rp 2000, kangkung seikat Rp 2000, saya beli lagi di pasar Lamongan sama harganya.

Terakhir di Lampung masuk beli lagi ternyata beda kangkung bayam Rp 1.500,” ujarnya. Sementara, kata dia, harga sayur mayur di pasar modern justru lebih mahal, yakni dijual dengan harga sekitar Rp 3.500.

“Artinya apa? Secara daya saing pasar kita ini menang, tetapi memang jangan dibiarkan kumuh, becek, tidak ada tempat parkir,” tambahnya.



Sumber

No comments:

Powered by Blogger.