Breaking News

RI Perkuat Kerjasama Ekonomi dengan Kuwait


JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendapat kesempatan memimpin Sidang Komisi Bersama (SKB) perdana RI yang dilaksanakan di Kuwait City. Sidang tersebut dihadiri Menlu Kuwait, Sheikh Sabah Khaled Al-Hamad Al Sabah.
"Pada hari ini kita mengukir sejarah baru hubungan Indonesia-Kuwait dengan digelarnya Sidang Komisi Bersama (SKB) Pertama RI-Kuwait," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (3/9/2019).
Dalam kunjungan ke Kuwait, Menlu Retno juga melakukan pertemuan dengan Putera Mahkota Shaikh Nawaf Al-Ahmed Al-Jaber Al-Sabah dan Perdana Menteri Kuwait Shaikh Jaber Al Mubarak Al Hamad Al Sabah.
“Sidang Komisi Bersama Indonesia dan Kuwait adalah platform yang dapat digunakan untuk memperkuat kerja sama kedua negara terutama di bidang ekonomi” ujar Retno.
Kuwait dan Indonesia adalah dua sahabat dekat dan memiliki banyak kesamaan posisi di berbagai isu Kawasan/internasional.
Dalam Pertemuan SKB, kedua Menlu sepakat pentingnya memperkuat kerjasama ekonomi kedua negara. Beberapa bidang yang dinilai penting untuk diperkuat, antara lain bidang perdagangan, investasi dan kerjasama untuk mengirim pekerja skilled dari Indonesia.
Di bidang perdagangan, kedua Menlu mencatat menurunnya angka perdagangan kedua negara. Oleh karena itu, berbagai upaya harus dilakukan untuk meningkatkan perdagangan kedua negara. Dalam kaitan ini, Menlu Retno sampaikan bahwa Indonesia telah sampaikan usulan untuk membuat FTA antara Indonesia dengan GCC dan meminta agar Kuwait dapat mendukung usulan ini.
Indonesia dan GCC juga telah menandatangani MoU mengenai pelaksanaan Konsultasi regular di Jakarta tanggal 28 Agustus 2019. Melalui penandatangan MoU ini diharapkan kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan enam negara GCC dapat ditingkatkan.
Perdagangan kedua negara juga perlu ditingkatkan diluar sektor minyak dan gas. Menlu Retno menyampaikan beberapa usulan tambahan, antara lain di bidang industri halal, ekonomi digital dan ekonomi kreatif.
Di bidang investasi, Kuwait Foreign Petroleum Company Exploration Company (KUFPEC) dan Kuwait Investment Authority (KIA) menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di sektor upstream dan downstream industri migas di Indonesia. Komitmen KUFPEC untuk meningkatkan investasi di Indonesia disampaikan pada Pertemuan antara Menlu RI dengan CEO KUFPEC di Kuwait City tanggal 1 September 2019.
Guna memberikan perlindungan terhadap kerjasama investasi, Indonesia dan Kuwait sepakat untuk melanjutkan perundingan perjanjian promosi dan perlindungan investasi kedua negara. “Perjanjian ini akan memberikan kepastian dan rasa aman bagi investor kedua negara” sebut Retno.
Terkait dengan tenaga kerja profesional, tenaga kerja profesional Indonesia sangat diminati di Kuwait khususnya di bidang kesehatan seperti perawat, tenaga ahli bidang IT, engineers di bidang migas dan juga di bidang hospitalities perhotelan, restoran, SPA dan lainnya. Dalam kesempatan kunjungan, telah dilakukan Indonesia Labour Market yang mempertemukan Perusahaan Pengirim tenaga Kerja Profesional dengan Perusahaan Penerima Tenaga Kerja profesional di Kuwait.
Menlu RI juga telah melakukan pertemuan dengan 5 perusahaan besar di Kuwait yang menyalurkan tenaga kerja profesional dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Rata-rata mereka puas dengan kinerja tenaga kerja Indonesia. Menlu Retno melihat keinginan perusahaan-perusahaan untuk menambah tenaga terampil dari Indonesia, termasuk di bidang kerajinan furniture dan spa.
Kedua Menlu juga membahas perkembangan situasi di Kawasan dan global yang menjadi kepentingan bersama. Kuwait menyampaikan apresiasi terhadap konsistensi politik luar negeri Indonesia yang selalu menjadi bagian dari solusi berbagai permasalahan global.
Isu Palestina juga dibahas dalam pertemuan. Kedua Menlu sepakat untuk melanjutkan dukungan terhadap perjuangan Palestina, termasuk selama kedua negara duduk sebagai anggota Dewan Keamanan PBB.
Dalam pertemuan Sidang Komisi Bersama ke-1 ini telah ditandatangani 4 perjanjian atau MoU antara kedua negara yaitu fasilitas bebas visa kunjungan singkat bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas, kerjasama pendidikan dan training diplomatik, kerja sama di bidang riset dan pendidikan tinggi, serta pengembangan minyak dan gas.
Kuwait adalah salah satu mitra energi terbesar Indonesia, dengan nilai impor migas dari Kuwait mencapai USD214 juta (2018). Nilai perdagangan kedua negara mencapai lebih dari USD403 juta (2018).
(fbn)

No comments:

Powered by Blogger.